RAJAB, Isra Miraj Suatu Pengalaman Ajaib Diluar Nalar Manusia Tapi Benar Terjadi

- 2 Februari 2022, 09:50 WIB
Ilustrasi Isra Miraj Rajab 2022 // ScreenShoot Deskjabar
Ilustrasi Isra Miraj Rajab 2022 // ScreenShoot Deskjabar /

DESKJABAR– Masih banyak orang bertanya tentang keutamaan di bulan rajab. Seperti pertanyaan yang dilontarkan mengenai puasa Rajab, puasa Rajab berapa hari, puasa Rajab adalah, puasa Rajab tanggal berapa, puasa Rajab 3 hari, puasa Rajab niat, puasa Rajab kapan.

Untuk itu, ustadz Nasrullah di channel Nasrullah – Magnet Rezeki, yang dikelolanya sebagian bercerota tentang korelasi Keajaiban Isra Miraj dengan Magnet Rezeki. Isra Miraj suatu pengalaman ajaib diluar nalar manusia tapi benar terjadi. 

Dijelaskan pada QS Al Isra ayat 1 tentang Isra, _Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Nama Bayi Perempuan yang Lahir di Bulan Rajab, Penuh Berkah dan Spesial

“Dalam Al Quran banyak dikisahkan keajaiban keajaiban lainnya. Utk apa? Untuk diyakini dan dipraktekkan seperti halnya buku resep masakan, ditulis karena sudah dibuat masakannya dan terbukti enak, untuk dipraktekkan membuat masakan yang sama enaknya,” kata ustadz Nasrullah.

Kisah keajaiban di Alquran juga utk menunjukkan jika Allah berkehendak pastinya amat mudah memberikan rezeki tanpa hisab. Seperti pada - QS Al Imran ayat 37, kisah Maryam. - QS An Naml ayat 39-40, kisah singgasana Ratu Bilqis. 

Kita manusia sejatinya adalah penduduk surga yang nyasar ke bumi, dan sesungguhnya keajaibannya itu masih ada sampai saat ini. Kita saja yang tidak dapat mengakses keajaiban tersebut karena terhalangi oleh Perisai diri yang amat tebal, yaitu dosa.

Dalam Isra Mi'raj 27 Rajab, Rasulullah bertemu 300ribu Nabi lalu Mi'raj ke langit dengan Bouroq.

Peristiwa Mi'raj dijelaskan pada QS An Najm ayat 1-18. Perginya Rasulullah ke Sidratul Muntaha membawa pulang perintah Allah, yaitu sholat. Sholat sebagai oleh-oleh terbaik yang dibawa Rasulullah untuk kita umatnya sebagai jalan untuk kembali pulang ketempat kita berasal, langit.

Isra' mi'rajnya Rasulullah itu secara hakiki, Isra' mi'raj kita itu secara ma'nawi. Artinya apa ?

Sholat adalah mi'raj ma'nawi. Jurus keajaiban paling utama adalah sholat. Sholat untuk terhindar dari dosa dan neraka, lalu bisa masuk syurga. Bahkan menikmati syurga sebelum syurga yang sesungguhnya. Kualitas sholat yang baik adalah yang bisa melepaskan/mi'raj-kan semua urusan ke Allah. Lepaskan atau bongkar perisai kita dengan sholat. Lepaskan segala persoalan yang membuat galau di hati dengan sholat. Kemudian juga bawa hajat kita dalam sholat.

Baca Juga: KEUTAMAAN RAJAB, Baca Dzikir 100X, Tidak Ada yang Dapat Menghitung Pahalanya, Berikut Bacaan dan Waktunya

Saat takbir angkat tangan dalam sholat itu simbol pelepasan segala persoalan atau keinginan.

 "biarkan semua urusan Allah yang selesaikan".  Tidak perlu dipikirkan bagaimana caranya.... serahkan semuanya ke Allah ! Lalu saat kedua tangan sedekap itu simbol ketenangan saat dimana tidak boleh lagi memikirkan persoalan atau keinginan yang sudah dilepaskan saat takbir tadi.

Ketika sudah dilepaskan ke Allah jangan diambil lagi. 

Saat sujud simbol pengakuan dosa, rasakan kehinaan diri dan kerendahan diri dihadapan Allah. Dosa adalah mengambil semua persoalan digenggam sendiri. Pada saat kita genggam, Allah tutup solusi.

Pada saat kita lepaskan, Allah buka solusi. Kejaiban akan datang. Disarikan oleh Abuss alHalimi & dr. Crishanti; dari Kajian Isra' Mi'raj ust Nasrullah 27 Rajab 1440 H. 

Pada bulan rajab, lanjut ustadz Nas, beberapa kegiatan yang sukses dikerjakan, di antaranya Alhamdulillah... pesantren Khoirur Rooziqiin di launching, 15 April 2017, bertepatan dengan 18 rajab 1438H. Launching sederhana yang memulai perjalanan perjuangan kami mewujudkan "generasi qur'ani pewaris bumi".

Dengan mengucap, Bismillaahirrahmaanirrahiim, Ba’da subuh,  9 Rajab 1439 H, 27 Maret 2018, di Masjidil Haram, buku Diary Garpu Tala resmi di launching kan.

Baca Juga: Astral Projection Fenomena di Kalangan Dunia Supranatural, Tetapi Sain Menjawab dengan Empat Poin

Mari hidupkan malam ini, di antara keutamaan bulan Rajab bahwa malam satu Rajab adalah salah satu malam yang mustajab bagi doa sebagaimana hal itu ditegaskan oleh Imam Syafi’i dalam kitab al-Umm:  Maknanya: “Telah sampai berita pada kami bahwa dulu pernah dikatakan: Sesunguhnya doa dikabulkan pada lima malam: malam Jumat, malam hari raya Idul Adlha, malam hari raya Idul Fithri, malam pertama bulan Rajab dan malam nishfu Sya’ban.”  Perbanyak ibadah dan memohon ampun di bulan rajab. RAJAB diambil dari kata "tarjib" yang berarti "pengagungan". 

Ada ulama juga mengatakan RAJAB artinya "ashab" yang berarti "mengalir/menuang", kenapa demikian karena di bulan RAJAB mengalirnya rahmat Allah bagi orang-orang yang bertaubat. Ulama juga berkata, "Bulan rajab bulan untuk menanam, sya'ban untuk menyiram, ramadhan untuk memanen.

Diantara amalan-amalan dan dzikir di bulan RAJAB ialah: 1. Doa ketika masuk bulan Rajab "Yaa Allah berkahilah kami di Bulan Rajab dan Sya'ban, serta perjumpakanlah kami dengan bulan Ramadhan". 2. Berpuasa di bulan RAJAB. Fadhilahnya: "Barang siapa berpuasa di bulan haram selama tiga hari maka dituliskan baginya pahala ibadah sebanyak 900 tahun".

Lafadz niat puasa sunnah Rajab : "Saya niat puasa esok hari di bulan rajab sunah karena ALLAH Ta'ala". 3. Membaca istighfar. Doa dibaca pagi dan sore di bulan Rajab (70x). Ulama berkata

"Rajab adalah bulan untuk kita memperbanyak istighfar, sya'ban bulan untuk memperbanyak shalawat, ramadhan bulan untuk memperbanyak membaca Al-Quran. Maka dari itu perbanyaklah istighfar dibulan yang mulia ini mintalah ampun kepadanya.

Baca Juga: Astral Projection Fenomena di Kalangan Dunia Supranatural, Tetapi Sain Menjawab dengan Empat Poin

Sementara itu channel telegram Sukses Bahagia Dunia Akhirat sebelumnya menulis : Selama Kita Mau. Sebentar lagi bulan Rajab di tahun ini pergi dan bulan Sya'ban akan datang menghampiri. Jadi ingat sebuah dialog dengan santri di Ramadhan tahun yang lalu.

"Ustadz, mengapa aku tidak bisa bersemangat padahal ini adalah bulan Ramadhan?" Tanya seorang santri.

Saya lalu tersenyum dan bertanya balik, "Apakah engkau bersemangat di bulan Sya'ban?"

"Tidak,"

"Apakah engkau bersemangat di bulan Rajab?"

"Juga tidak,"

"Kalau begitu, engkau juga tidak akan bersemangat di bulan Ramadhan. Ketahuilah kesalahan bukan pada bulan ini, namun pada dirimu. Jika akhlakmu masih seperti ini, maka bulan apapun sama saja bagimu."

Si santri tertunduk sedih.  Banyak orang menunggu bulan Ramadhan untuk perbanyak amal, ternyata setelah mereka bertemu, amalannya sama saja.

Persis seperti seorang siswa yang berpindah-pindah sekolah atau karyawan yang berpindah-pindah kantor karena tidak cocok dengan lingkungan atau iklim kerja di tempat-tempat sebelumnya. Namun sudah beberapa sekolah atau kantor pun tetap saja tak ada yang cocok dengan dirinya.

Belakangan mereka mengetahui bahwa kesalahan bukan pada sekolah atau kantornya, namun pada dirinya sendiri. Jika pribadinya masih seperti itu, maka sekolah atau kantor manapun sama saja baginya.

"Tapi kau tak perlu khawatir, karena akhlak manusia bisa berubah." Saya sengaja mengejutkan murid yang sedang termenung itu.

"Dahulu Al-Imam Ghazali pernah berkata bahwa seandainya akhlak itu tak bisa diubah, maka seluruh nasihat dan pelajaran selama ini adalah hal yang tidak ada gunanya!"

Tepatlah kiranya apa yang disampaikan Hujjatul Islam tersebut, bahwa selama belasan abad ini, untuk apakah nasihat dan pelajaran disampaikan kalau bukan untuk mengubah akhlak manusia menjadi semakin baik? Ini artinya, akhlak memang bisa berubah.

Baca Juga: INILAH 6 Ciri-ciri Tubuh Mengalami Masalah Kesehatan Menurut dr. Zaidul Akbar

Hal itulah yang dimaksud oleh hadist Rasulullah dalam kitab Ihya Ulumuddin,  “Perbaguslah akhlak kalian." Adanya perintah dari Rasulullah, menunjukkan bahwa akhlak memang bisa berubah menjadi lebih bagus. Seandainya tidak, lalu buat apa Rasulullah memerintahkan hal yang tidak mungkin terjadi.

Maka tidak perlu bersedih wahai diri yang tidak mendapati kenikmatan bulan Ramadhan tahun lalu. Karena kita bisa mengubahnya selama kita mau. Mulailah akrab dengan Al-Quran. Mulailah melawan ajakan nafsu untuk bersantai-santai. Mulailah kalahkan kantuk di sepertiga malam untuk tahajud.

Tidak menunggu nanti, tapi lakukan sekarang!

Jadikan diakhir bulan Rajab, menjelang bulan Sya'ban ini sebagai momentum kita berubah! Karena akhlak manusia memang bisa diubah. Selama kita mau.

Syamsul Bahri menulis: Dari Abu Hurairah  radhiyallahu anhu, ia berkata: “Kekasihku (yaitu Rasulullah) mewasiatkan padaku tiga nasihat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati:

  1. Berpuasa tiga hari setiap bulannya, 2. Mengerjakan shalat Dhuha, 3. Mengerjakan shalat Witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178). 

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah  bersabda: “Puasa pada tiga hari setiap bulannya, adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979). Semoga Allah memudahkan kita dalam mengamalkan sunnah Rasulullah . Aamiin.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah