Ramdhan pun jalan ke air, dan segera buang air kecil tak lupa membaca bismillah.
Baru saja dia selesai bersuci, telinga kirinya dibisiki suara wanita . Suara itu seakan mengantar intuisi kepada wanita yang dia lihat di bawah tadi.
Suara itu berbisik, “Lancang, cepat pulang!” dengan nada begitu marah.
Ramdhan pun berbisik dalam hati “Astahfirullah, hei setan enyahlah dari sisiku,jangan mengganggu, kalian adalah musuh kami, dan kami tidak perlu izin kepadamu karena ini adalah tanah Allah.”
Seketika Ramdhan melihat sosok wanita dengan mata merah dan bertaring serta kuku yang panjang. Dia terbang menghampiri dari atas air terjun seakan ingin mencekik.
Lalu wanita itu berkata dalam bahasa sunda yang diartikan “Mati kamu! Anak manusia biadab! Beraninya menantang saya!”
Ramdhan segera membaca Al Fatiha, Al Ikhlas, An Nas dan Al Falaq masing-masing 3 x. Makhluk itu beteriak dan berkata “Panas! Hentikan! Panas! Lihat saja kalian jika tidak pulang saya akan ganggu malam-malam kalian!”
Manusia Berkepala Macan
Malam, gerimis berubah menjadi hujan yang semakin deras. Suasana Gunung Salak semakin dingin. Tapi tidak menyurutkan kebahagiaan Ramdhan dan teman-teman. Mereka bernyanyi dengan kencang seakan dunia hanya milik mereka.