KISAH Si Kumpay di Danau Galuh Taruna yang Diresmikan Jenderal Ahmad Yani: Kerap Nyuruh Ikan Lainnya Sembunyi

- 7 Desember 2021, 08:47 WIB
Danau Galuh Taruna ditunggui seekor ikan mas raksasa yang disebutnya si Kumpay yang dimitoskan warga setempat
Danau Galuh Taruna ditunggui seekor ikan mas raksasa yang disebutnya si Kumpay yang dimitoskan warga setempat /Istimewa/

 

DESKJABAR - Jendral Ahmad Yani merupakan salah  satu korban penculikan G/30/S/PKI, lalu mayatnya dimasukan ke sumur tua Lubang Buaya, Jakarta Timur. Sejak peristiwa itu konon Danau Galuh Taruna kerap dikaitkan dengan ceritra-ceritra mistis.

Ada yang menyebutnya, Danau Galuh Taruna ditunggui seekor ikan mas raksasa yang disebutnya si Kumpay. Bahkan ada yang menyebutnya si Kumpay merupakan jelmaan dari kaki tangan (ajudan) Jendral Ahmad Yani, yang bertugas menjaga penghuni danau tersebut.

Kenapa Danau Galuh Taruna yang berada di Desa Cibuniasih, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat memiliki keterikatan sangat dekat dengan sang Jendral Ahmad Yani? Karena saat pembangunannya kala itu melibatkan anggota ABRI (sebutan lama sebelum TNI).

Baca Juga: KASUS SUBANG: Hari Ini Danu Diperiksa Lagi, Akankah yang Terakhir? Mantan Kompolnas Sebut Pelaku Profesional

Karena hal itulah Danau Galuh Taruna tak lepas dari hal-hal mistis. Saat itu, sebelum terjadi pendangkalan, warga memanfaatkannya sebagai tempat rekreasi, mancing dan botram. Yang paling utama adalah sebagai sumber air untuk mengairi sawah.

Karena tempatnya yang rimbun, dikelilingi beragam jenis pohon serta uraian daun bambu yang menjulur  ke arah air genangan Danau Galuh Taruna, membuat suasana seram.

Dari penuturan warga, menjelang sore hari, suasana di sekitar Galuh Taruna sepi. Tak ada seorang warga pun  yang berani untuk mendekat ke lokasi.

"Suatu hari, ada  yang mancing hingga sore hari di Danau Galuh Taruna. Namun suasana tiba-tiba berubah. Dari tenang menjadi seram," tutur warga tadi.

Si pemancing itu seolah ketakutan karena melihat ikan mas raksasa yang sangat besar melintas diantara joran yang dipasangnya. "Itu si Kumpay sang penunggu Danau Galuh Taruna," tuturnya.

Saat itu si pemancing bergegas membereskan joran, hingga ikan hasil mancingnya pun ditinggal begitu saja. "Ikan yang ditinggalkannya itu ditemuka oleh warga lain keesokan harinya, saat melintas mencari kayu bakar di lokasi danau," tutur warga yang sama.

Ceritera mistis  itu tak lepas dari kecintaan masyarakat Cibuniasih kepada sosok sang Jendral Ahmad Yani. Saat sang Jendral meresmikan Danau Galuh Taruna, ia melintas jalan desa. Dan kini jalan yang dilalui itu diberi nama Jalan Jendral Ahmad Yani.

Baca Juga: KODE REDEEM FF 7 Desember 2021, Kode Redeem FF Bundle, Kode Redeem FF Emote, Kode Redeem FF Permanen

Jalan tersebut merupakan akses menuju Danau Galuh Taruna sejauh 1 km dari lapangan Cibuniasih, yang dijadikan tempat mendaratnya helikopter yang ditumpangi rombongan Jendral Ahmad Yani saat meresmikan danau tersebut.

"Warga antusias menyambut kedatangan pak Jendral  Ahmad Yani kala itu," ungkap tokoh masyarakat Cibuniasih, Entar Tarmudin (71).

Entar Tarmudin menuturkan, usia Danau Galuh Taruna sudah 59 tahun sejak diresmikannya oleh Jendral Ahmad Yani.

Dan kini kondisinya sudah terjadi sedimentasi  sangat tebal. Kondisi air Danau tersebut kian dangkal. Untuk melakukan pengerukan, normalisasi kembali, sebelumnya masyarakat melakukan upacara ritual.

Hal ini bertujuan  mohon pamit atau minta izin kepada sang penunggu, si Kumpay. Lazimnya pesugihan, dalam acara itu disiapkan sesaji yang sederhana seperti dawegan (kelapa muda), air kopi pahit, serutu, kue-kue serta jenis wewangian, halnya kemenyan dan lain sebagainya.

Sebelum kegiatan pengerukan dilakukan, masyarakat dari kampung terdekat sudah berkumpul dan menunggu komando untuk "ngagogo" (mengambil ikan dengan tangan kosong).

Saat komando sudah dimulai, masyarakatpun tanpa sungkan terjun ke Danau Taruna Galuh. Mereka terlihat bersuka ria dengan harapan bisa mendapatkan ikan besar. Meski harus berkotor-kotoran dengan lumpur yang nempel di sekujur tubuh.

Anehnya, meski, sudah dilakukan upacara ritual, harapan untuk mendapatkan ikan besar tak pernah terlaksana. Dan menurut mitos, si Kumpay-lah yang menggiring ikan-ikan besar itu untuk bersembunyi ke suatu tempat.

Maka tak heran setiap kali ada warga yang datang untuk menangkap ikan dengan beragam cara, mereka tak pernah mendapatkan ikan besar, hanya ikan-ikan kecil yang bisa dibawa.

Padahal Danau Taruna Galuh terkenal dengan sebutan lumbung ikan. Namun tak seorangpun yang mampu menangkap ikan besar. Mereka hanya membawa ikan-ikan kecil ke rumah.

"Itulah Danau Taruna Galuh. Mereka yang mancing atau menjala dan lain sebagainya, pasti tidak diberi izin untuk membawa ikan besar oleh si Kumpay," tutur Entar Tarmudin. 

Kalau pun ada yang bisa menangkap ikan ukuran sedang, kata Entar Tarmudin yang mengetahui masalah kegaiban, itu karena telah mendapat ijin dari sang pengasuh, yakni si Kumpay.

Sosok ikan besar si Kumpay sendiri, kata Entar Tarmudin, menyerupai ikan mas ukuran besar dengan ekor lebar badan agak sedikit besar namun panjang dan kepala monyong ke depan.

Diantara kedua hidungnya ada sejenis kumis. Jika diibaratkan menyerupai sapu lidi, hanya jumlahnya dari kedua sisi kiri-kanan masing-masing satu menjulur ke depan.

Warna ikan Mas raksasa itu yang dipercaya sebagai pengasuh dan penunggu penghuni Danau Taruna Galuh, bisa berubah-rubah. "Jika yang kebetulan melihatnya warna hitam, ya hitam. Beda lagi saat yang melihatnya warna kuning emas, ya kuning emas, begitupun selanjutnya,"cetusnya lagi.

Baca Juga: Gunung Semeru Meletus dan Mitos Gunung Itu Pindahan dari India ke Lumajang dan Malang, Jawa Timur

Disebutkan, di bagian ujung paling  Timur danau terdapat goa alam yang sangat besar dan terkesan angker juga. Selain diselimuti pepohonan yang rindang pun sulit untuk dijangkau.

Dari keterangan warga di sekitar Danau Taruna Galuh, goa besar itu bisa menampung empat ribu orang atau mampu menampung masyarakat satu desa.

Konon dari ceritera, goa besar itu merupakan tempat berkumpulnya ikan-ikan besar yang ada di Danau Taruna Galuh. "Bahkan menjadi tempat berdialog para mahluk halus penghuni Danau Taruna yang dirajai oleh si kumpay,"tutur Entar Tarmudin.

Sebelum Danau Galuh Taruna dibangun,  goa  yang berada dipinggir danau sebelah Timur paling ujung itu, sering dijadikan tempat persembunyian pasukan DI /TII dari kejaran ABRI.

"Mereka bersembunyi di sana apalagi saat dilakukan oprasi pager betis, hampir semua pasukan DI/TII bersembunyi disini," imbuhnya.

Setelah pasukan DI/TII menyerah, keberadaan goa itu terlntar. Makin terlantar lagi setelah peresmian Danau Galuh Taruna dioprasikan hingga kesan auranya terasa makin mencekam.

Kepala Desa Cibuniasih, H Anwar menuturkan,  pihak desa memanfaatkan dana desa untuk bisa melakukan proses normalisasi Danau  Galuh Taruna.

"Rencana ke depan  Danau Galuh Taruna  akan dijadikan lokasi wisata alam disamping sebagai sumber air bagi ratusan hektar sawah di tiga desa, termasuk didalamnya pemanfaatan gua tersebut," pungkas H. Anwar.**

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Beragam Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah