Sejarah Hari Santri Nasional 22 Oktober Lengkap Filosofi Logo Terbaru 2021

- 21 Oktober 2021, 07:20 WIB
Perbedaan logo hari Santri Nasional versi PBNU dan Kemenag.
Perbedaan logo hari Santri Nasional versi PBNU dan Kemenag. /Kemenag




DESKJABAR- Berikut ini sejarah hari Santri Nasional 2021 lengkap dengan filosofi logo terbaru.

Hari Santri Nasional jatuh tanggal 22 Oktober 2021. Tahun ini logo hari Santri Nasional 2021 memiliki 2 versi. Satu versi Kemenag dan NU.

Meskipun sama-sama bertemakan Hari Santri Nasional 2021, kedua logo ini memiliki filosofi yang berbeda.

Keduanya mengandung semangat untuk merayakan hari Santri Nasional 2021.

Baca Juga: Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Belum Ditangkap, Inilah Profil dan Biodata Ahli Forensik Kasus Subang

10Baca Juga: 10 Twibbon Hari Santri 2021, serta Cara Download Link Twibbon RESMI KEMENAG, Meriahkan Hari Santri Nasional

Hari Santri Nasinal ditetapkan tanggal 22 Oktober setiap tahunnya. Hal ini tertuang dalam di  penetapan keputusan Presiden Nomor 22 tahun 2015 yang ditandatangani di Mesjid Istiqlal Jakarta, Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober.

Sejarah hari Santri Nasional 2021 merujuk pada peristiwa seruan yang dibacakan oleh pahlawan nasional KH Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober 1945.

Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober ini memiliki sejarah pada hari tersebut, yaitu Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama yang dipimpin oleh Hadratusyekh KH Hasyim Asy'ari pada tanggal 22 Oktober 1945.

Sejarah hari Santri Nasional 2021 adalah bentuk resolusi Jihad yang dicetuskan sebagai upaya untuk mengorbankan semangat para pejuang mempertahankan NKRI dari Belanda yang diboyong oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration), untuk kembali datang ke Indonesia pada bulan Oktober 1945.

Sejarah hari Santri Nasional juga tidak lepas dari momen Indonesia ketika memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 saat itu. Resolusi Jihad yang dicetuskan Kiai Hasyim Asy’ari menggerakkan seluruh elemen bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dari Agresi Militer Belanda kedua yang membawa sekutu.

Baca Juga: Twibbon Hari Santri 2021 TERBARU, Lengkap dengan Cara Mudah Memakainya, Yu Buruan Meriahkan Hari Santri

Pada 19 September 1945 banyak orang rela mati dalam peristiwa penyobekan bagian biru dari bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya.

pada 19 September 1945 banyak orang rela mati dalam peristiwa penyobekan bagian biru dari bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya.
Setelah melalui berbagai pertimbangan, Kiai Hasyim menyetujui langkah Jepang tersebut dengan syarat para pemuda yang dilatih militer itu tidak masuk dalam barisan Jepang. Dari situlah terbentuk pasukan sebagai Laskar Hizbullah.

Laskar Hizbullah ini dibentuk pada November 1943 beberapa minggu setelah pembentukan tentara PETA (Pembela Tanah Air).

Sebagai seorang kiai, Hadratussyekh Hasyim Asy’ari cukup mumpuni dalam strategi perang. Sejumlah orang memandang bahwa keputusan Kiai Hasyim merupakan simbol ketundukan kepada Jepang, padahal guru para kiai di tanah Jawa ini ingin mempersiapkan para pemuda secara militer melawan agresi penjajah ke depannya.

Akhirnya Jepang menyerah kepada sekutu. Namun Indonesia menghadapi agresi Belanda II. Di saat itulah para pemuda Indonesia melalui Laskar Hizbullah, dan lain-lain sudah siap menghadapi perang dengan tentara sekutu dengan bekal pelatihan militer ‘gratis’ oleh tentara Jepang.

KH Saifuddin Zuhri dalam buku yang berjudul 'Berangkat dari Pesantren' (2013) mencatat, saat itu Angkatan pertama latihan Hizbullah di daerah Cibarusa, dekat Cibinong, Bogor awal tahun 1944 diikuti oleh 150 pemuda.

Baca Juga: SEBANYAK 38 Ribu Pekerja Sudah Ajukan Klaim JHT di BPJS Ketenagakerjaan Suci dengan Nilai Rp 617,9 Miliar

Setelah melalui berbagai pertimbangan, Kiai Hasyim menyetujui langkah Jepang tersebut dengan syarat para pemuda yang dilatih militer itu tidak masuk dalam barisan Jepang. Dari situlah terbentuk pasukan sebagai Laskar Hizbullah.

Laskar Hizbullah ini dibentuk pada November 1943 beberapa minggu setelah pembentukan tentara PETA (Pembela Tanah Air).

Sebagai seorang kiai, Hadratussyekh Hasyim Asy’ari cukup mumpuni dalam strategi perang. Sejumlah orang memandang bahwa keputusan Kiai Hasyim merupakan simbol ketundukan kepada Jepang, padahal guru para kiai di tanah Jawa ini ingin mempersiapkan para pemuda secara militer melawan agresi penjajah ke depannya.

Akhirnya Jepang menyerah kepada sekutu. Namun Indonesia menghadapi agresi Belanda II. Di saat itulah para pemuda Indonesia melalui Laskar Hizbullah, dan lain-lain sudah siap menghadapi perang dengan tentara sekutu dengan bekal pelatihan militer ‘gratis’ oleh tentara Jepang.

KH Saifuddin Zuhri dalam buku yang berjudul 'Berangkat dari Pesantren' (2013) mencatat, saat itu Angkatan pertama latihan Hizbullah di daerah Cibarusa, dekat Cibinong, Bogor awal tahun 1944 diikuti oleh 150 pemuda.

FIlosofi logo hari Santri Nasional 2021 versi Kemenag dan PBNU

Dikutip deskjabar.pikiran-rakyat.com dari kemenag.go.id, tema hari santri tahun ini adalah Santri Siaga, Jiwa dan Raga. Logo Hari Santri 2021 memiliki desain warna - warni yang memberikan kesan lebih fresh.

Baca Juga: MAU Klaim JHT ke BPJS Ketenagakerjaan Melalui LAPAK ASIK, Simak Syarat dan Tahapannya

1. Logo menggambarkan posisi sholat.

Hal ini menggambarkan jika para kaum santri senantiasa berserah diri kepada Tuhan sebagai puncak dari kekuatan jiwa dan raga.

2.  Menggambarkan posisi sujud.

Sujud sebagai aikhtiar dan ketulusan agar pandemi cepat berlalu.

3. Lambang yang menunjukkan dua orang saling mengangkupkan tangan.

Hal ini menunjukkan kebersamaan yang memiliki makna jika santri selalu berkolaborasi bersama salam suka maupun duka.

4. Lambang menunjukkan simbol semangat.

Hal ini merupakan keyakinan kaum santri dengan semangat dan kerja keras maka segala sesuatu akan tercapai.

5. Menunjukkan simbol seseorang yang berbagi.

Hal ini menunjukkan para santri berbagi untuk sesama dan berbagi untuk Indonesia.

Sementara versi NU, dikutip dari laman resminya, tema Hari Santri Nasional 2021 tahun ini memiliki tema ‘Bertumbuh, Berdaya, Berkarya’ yang dinilai menggambarkan karakteristik dan nilai pesantren.

Berbentuk seperti tetesan air, logo Hari Santri 2021 versi PBNU ini memiliki arti seperti air jernih yang menjadi sumber kehidupan sekaligus selalu menghantarkan kesejukan dan kesegaran.

Baca Juga: Kasus Subang Terbaru, Kiprah Pakar Forensik dari Kasus Bom Bali Hingga Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang

Diharapkan dengan logo tersebut, santri dan pesantren dapat menjadi kesejukan dan kesegaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Logo Hari Santri 2021 versi PBNU tersebut menjadi harapan santri dan pesantren untuk bangkit di saat pandemi di Tanah Air yang belum usai.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: KEMENAG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x