Resolusi Jihad ini dicetuskan sebagai upaya untuk mengorbankan semangat para pejuang mempertahankan NKRI dari Belanda yang diboyong oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration), untuk kembali datang ke Indonesia pada bulan Oktober 1945.
Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 saat itu.
Resolusi Jihad yang dicetuskan Kiai Hasyim Asy’ari menggerakkan seluruh elemen bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dari Agresi Militer Belanda kedua yang membawa sekutu.
Sebelum Resolusi Jihad ini, pada 19 September 1945 banyak orang rela mati dalam peristiwa penyobekan bagian biru dari bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya.
Pendudukan Jepang atas Indonesia akhirnya tergoyang ketika mereka kalah perang dengan tentara sekutu. Seketika itu pula mempertahankan kekuatan perangnya dengan melatih para pemuda Indonesia secara militer guna berperang melawan sekutu. Para pemuda dimaksud tidak lain adalah para santri.
Baca Juga: Hasil Denmark Open Hari Ini, Greysia Polii-Apriyani Rahayu, Duet Minions Petik Kemenangan
Karena sudah mempunyai kesepakatan diplomatik dengan KH Muhammad Hasyim Asy’ari sebagai Ketua Jawatan Agama (Shumubu) yang diwakilkan kepada anaknya KH Abdul Wahid Hasyim, Jepang menyampaikan gagasannya itu kepada Kiai Hasyim.
Setelah melalui berbagai pertimbangan, Kiai Hasyim menyetujui langkah Jepang tersebut dengan syarat para pemuda yang dilatih militer itu tidak masuk dalam barisan Jepang. Dari situlah terbentuk pasukan sebagai Laskar Hizbullah.
Laskar Hizbullah ini dibentuk pada November 1943 beberapa minggu setelah pembentukan tentara PETA (Pembela Tanah Air).