Baca Juga: HUMOR SUEB: Belum Pernah Peluk Pacar
4. Waktu yang mulia
Alasan Allah SWT menjadikan peristiwa Isra Miraj berikutnya, karena malam adalah waktu yang mulia. Sebab ada beberapa peristiwa istimewa lainnya yang terjadi di waktu malam. Khususnya kisah-kisah yang terjadi dalam kehidupan para nabi sebelum Rasulullah SAW.
Di antaranya, ada kisah Nabi Ibrahim yang awalnya menganggap bintang sebagai Tuhan. Kemudian sadar bahwa bintang-bintang itu ternyata bukan Tuhan karena akan menghilang.
Hal ini tertuang dalam surat Al-An'am ayat 76:
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَىٰ كَوْكَبًا ۖ قَالَ هَٰذَا رَبِّي ۖ فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآفِلِينَ
Artinya: Ketika malam telah gelap, ia melihat sebuah bintang (lalu) ia berkata: Inilah Tuhanku, tetapi tatkala bintang itu tenggelam ia berkata: Saya tidak suka kepada yang tenggelam.
Ditambah lagi, malam menjadi waktu dikabulkannya doa Nabi Yaqub AS. Hal ini sesuai firman Allah dalam surat Yusuf ayat 98:
قَالَ سَوْفَ اَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّيْ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Artinya: Dia (Yakub) berkata, "Aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sungguh, Dia Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."
Selain dua kisah di atas, masih ada beberapa kisah lagi yang menunjukkan kemuliaan malam di kehidupan para nabi sebelumnya. Sekaligus pula sebagai bantahan untuk para filsuf, yang menganggap bahwa malam merupakan waktu yang hina. Seperti yang disampaikan oleh Ibnu Dihyah sebagai berikut: