Batu Meteor Direndam Airnya Dibalurkan ke Tubuh, Itera : Lebih Baik Ditaruh di Museum

- 1 Februari 2021, 16:05 WIB
Sejumlah warga sedang mengambil air rendaman dari batu meteor. Senin 1 Februari 2021. (ANTARA/Dian Hadiyatna/Ho)
Sejumlah warga sedang mengambil air rendaman dari batu meteor. Senin 1 Februari 2021. (ANTARA/Dian Hadiyatna/Ho) /

 

 
DESKJABAR -  Peneliti bidang studi Sains Atmosfer dan Keplanetan Institut Teknologi Sumatera (Itera), Robiatul Muztaba mengimbau agar masyarakat tidak membalurkan air rendaman batu meteor ke tubuhnya, apalagi meminumnya sebab setelah diteliti terdapat kandungan logamnya.
 
"Pada waktu kita ke sana untuk meneliti batu meteor itu, masyarakat malah merendam batu tersebut dan airnya dibalur ke tubuh. Mereka percaya batu meteor itu dapat menyembuhkan, padahal, tidak," ujar Robiatul Muztaba yang juga Dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan (SAK) Itera, di Bandarlampung, Senin 1 Februari 2021.
 
"Bahkan kita masih belum tau apakah batu meteor itu ada kandungan radioaktifnya atau tidak karena harus diteliti lebih lanjut lagi di laboratorium," ucapnya menambahkan.

 
Sebelumnya batu meteor jatuh di Desa Astomulyo Dusun 5 Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah. Robiatul mengimbau agar batu meteor itu diserahkan ke lembaga terkait guna penelitian.
 
"Batu meteor itu sekarang masih di tangan masyarakat yang bersikeras menyimpannya, namun kami berterima kasih karena mereka sudah berbaik hati memberi kita sedikit sampel untuk diteliti," kata Robiatul Muztaba.
 
 
Menurutnya, batu meteor tersebut dapat ditaruh di museum atau lembaga penelitian seperti perguruan tinggi atau Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang bisa diperuntukkan kemajuan pendidikan ilmu pengetahuan.
 
"Kenapa batu meteor itu penting ditaruh di lembaga terkait karena bisa untuk kemajuan pendidikan dan ilmu pengetahuan ke depannya," katanya lagi.
 
Sebab, selama ini yang dipelajari hanya batu-batu yang berasal dari bumi saja, sehingga dengan adanya batu meteor yang kebetulan jatuh di Lampung, memberi kesempatan bagi peneliti di Indonesia mengembangkan ilmu pengetahuannya.
 
Baca Juga: PPKM Jilid Pertama Dinilai Tidak Efektif, Ini yang Diusulkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo

"Batu meteor itu penting karena kita kurang bahan penelitian, apalagi ini dari luar angkasa yang proses serta kandungannya kita juga belum banyak tahu," kata dia.
 
Terkait batu meteor yang sampai saat ini masih di tangan masyarakat, dia pun menyarankan agar mereka tidak menjualbelikannya dan menyerahkannya ke lembaga peneliti.***
 
 

Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x