BMKG Umumkan Skenario Terburuk, Waspadai Potensi Banjir Bandang dan Longsor

- 24 Januari 2021, 06:15 WIB
ILUSTRASI hujan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan skenario terburuk sejumlah fenomena iklim terjadi bersamaan dengan puncak musim hujan.
ILUSTRASI hujan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan skenario terburuk sejumlah fenomena iklim terjadi bersamaan dengan puncak musim hujan. /Pixabay/t_watanabe/

DESKJABAR - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan kabar buruk. Saat ini merupakan skenario terburuk, karena sejumlah fenomena iklim terjadi berbarengan dengan puncak musim hujan.

Kondisi ini, menurut BMKG, dapat berdampak pada cuaca di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, perlu diwaspadai peningkatan potensi bencana hidrometeorologi.

Melihat kondisi itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengingatkan semua kalangan untuk mewaspadai dampak yang kemungkinan ditimbulkan, yaitu potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat membahayakan bagi publik.

"Hujan lebat disertai kilat/petir dan gelombang tinggi juga dapat membahayakan pelayaran dan penerbangan," kata Dwikorita pada konferensi pers secara daring di Jakarta, sebagaimana dilaporkan Antara, Sabtu, 23 Januari 2021.

Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Diharapkan Mampu Kembangkan Produk Syariah dan UMKM

Menurut dia, sejak Oktober 2020, BMKG memberikan peringatan dini potensi terjadinya kondisi ekstrem terkait cuaca akibat adanya berbagai fenomena yang dikhawatirkan akan terjadi bersamaan dengan musim hujan.

Dwikorita menjelaskan, fenomena iklim yang terjadi bersamaan itu adalah La Nina, yaitu anomali suhu muka air laut di wilayah Samudra Pasifik yang mengakibatkan suhu muka air laut relatif lebih dingin dibanding suhu muka laut di perairan Indonesia yang semakin hangat.

Berdasarkan analisi BMKG, suhu di wilayah perairan Indonesia mencapai 29 derajat Celcius.

Fenomena lain yaitu angin Monsun Asia yang mengakibatkan peningkatan pembentukan awan-awan hujan di wilayah Indonesia.

Baca Juga: AC Milan vs Atalanta, Tersandung di Stadion San Siro Stefano Pioli Akui Atalanta Tim yang Menyulitkan

Lalu, ada fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), yaitu gelombang atmosfer yang membawa kumpulan awan hujan yang bergerak dari Samudra Hindia di zona tropis dari sebelah timur Afrika atau sebelah barat Indonesia memasuki wilayah Indonesia menuju wilayah Pasifik.

Selain itu, fenomena gelombang atmosfer yang terjadi di ekuator. yaitu gelombang Rossby Ekuator dan Kelvin yang meningkatkan potesi hujan. Fenomena itu juga menghangatkan muka air laut di perairan Indonesia sehingga menambah penguapan.

Halaman:

Editor: Samuel Lantu

Sumber: BMKG Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x