Indonesia Berutang ke Bank Dunia Rp7,01 Triliun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Ungkap Alasannya

- 23 Januari 2021, 16:49 WIB
INDONESIA meminjam Rp7,01 triliun dari Bank Dunia dan sudah disetujui.
INDONESIA meminjam Rp7,01 triliun dari Bank Dunia dan sudah disetujui. /Pixabay/Tumisu/

DESKJABAR - Indonesia kembali berutang ke World Bank atau Bank Dunia sebesar $500 juta atau setara Rp7,01 triliun dan Bank Dunia sudah mengabulkannya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menyetujui pemberian pinjaman senilai Rp7,01 triliun tersebut untuk memperkuat ketahanan fiskal Indonesia dalam menghadapi bencana alam, risiko iklim, dan guncangan kesehatan.

"Dukungan ini akan membantu pemerintah menjalankan respons secara lebih tepat sasaran dan tepat waktu, mengurangi dampak bencana dan menjaga kemajuan pembangunan yang telah dicapai," kata Sri Mulyani di Jakarta, sebagaimana diberitakan Antara, Sabtu, 23 Januari 2021.

Baca Juga: Baru Kerja Tiga Hari di Tesla, Insinyur Software Itu Sudah Dipecat, Ternyata Ini Alasannya

Menurut dia, kesiapan keuangan terhadap bencana, guncangan iklim, dan krisis kesehatan seperti Covid-19 menjadi semakin penting bagi Indonesia, untuk mengurangi ancaman terhadap kemajuan pembangunan.

Selama 2014-2018, kata Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah telah menghabiskan $90 juta-500 juta setiap tahun untuk tanggap dan pemulihan bencana. Dalam periode sama, pemerintah daerah juga telah menghabiskan $250 juta (Rp3,5 triliun).

Ia mengatakan, biaya yang harus dikeluarkan untuk bencana terus meningkat, akibat perubahan iklim dan pertumbuhan kawasan perkotaan, sehingga dapat menambah beban belanja pemerintah.

"Untuk itu, perencanaan atas tanggapan keuangan yang efektif pascaguncangan akibat bencana dan iklim akan membantu melindungi anggaran maupun masyarakat secara keseluruhan," ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: Prihatin, Saung Angklung Udjo Terancam Bangkrut

Dengan mengurangi dampak bencana tersebut, menurut dia, perencanaan ini dapat membantu melindungi masyarakat miskin maupun rentan, yang kerap harus menanggung akibat terberat dari bencana.

Saat ini, sebagian besar dari masyarakat miskin dan rentan tinggal di wilayah berisiko dan tidak memiliki cukup akses kepada berbagai layanan dasar maupun sumber daya keuangan untuk mengatasi dampaknya.

Sri Mulyani menyatakan, proyek baru tersebut akan mendukung Strategi Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana yang diterapkan oleh pemerintah, serta penguatan ketahanan fiskal dan keuangan Indonesia melalui dana Pooling Fund Bencana (PFB).

Pooling Fund Bencana ini akan menjadi mekanisme utama penyaluran dana pasca-bencana dari berbagai sumber dengan memanfaatkan pasar asuransi dalam negeri maupun internasional untuk penyiapan kapasitas keuangan sebagai penyangga.

Baca Juga: Hendra-Ahsan Tersingkir, Tidak Ada Wakil Indonesia di Final Toyota Thailand Open 2021

Proyek ini juga akan membantu memastikan agar aliran dana kepada lembaga pemerintahan terkait dijalankan secara efektif dan transparan, termasuk melakukan penelusuran anggaran untuk berbagai belanja terkait bencana.

Selain itu, juga memastikan adanya penyaluran bantuan sosial yang lebih cepat kepada korban bencana, serta perencanaan yang lebih baik dalam hal kesiapan menghadapi guncangan di bidang kesehatan.

Halaman:

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x