DESKJABAR – Ternyata penemuan benda yang diduga drone bawah laut di perairan Pulau Bonerate, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, pada pengujung Desember 2020, bukanlah satu-satunya.
Penyusupan drone bawah laut yang diduga milik China, ternyata juga ditemukan Selat Sunda dan wilayah Lombok. Namun keduanya berhasil lolos.
"Sangat disayangkan jika memang drone pengintai tersebut bisa lolos dan masuk perairan Indonesia tanpa terdeteksi, dan cara ini merupakan tidakan ilegal,” ujar Wakil Ketua DPR RI, Aziz Syamsuddin.
Baca Juga: Setelah 36 dan Penyanyinya Meninggal, Lagu Last Christmas Duduki Tangga Lagu Teratas
Azis Syamsuddin, meminta TNI Angkatan Laut (AL) dan Bakamla dapat lebih maksimal dalam mengawasi dan mengamankan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal itu merespons penemuan drone bawah laut berbentuk tabung dan memiliki banyak sensor serta transmiter jarak jauh. Barang ini diduga milik China di kedalaman laut Selat Malaka.
"Tentunya ini menjadi perhatian khusus dan sangat berbahaya bagi keamananwilayah NKRI, hal seperti ini perlu ditangani dengan serius dengan memodernisasi peralatan kontra surveillance. Kedaulatan wilayah Indonesia menjadi prioritas utama untuk diamankan," kata Azis lewat keterangan persnya, Jumat, 1 Januari 2020.
Baca Juga: Cara Mengecek Nama Anda Sebagai Penerima Vaksin Covid-19 Gratis, Melalui PeduliLindungi.id
Mengutip Galamedia News dengan artikel berjudul "China Leluasa Intai Perairan Indonesia, DPR RI Desak Kemenlu RI Bertindak Tegas" Politikus Golkar itu juga meminta Kementerian Luar Negeri lebih tegas menyampaikan nota diplomatik dengan mengirimkan surat protes kepada Pemerintah China.