Inilah Kronologi Penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo

- 25 November 2020, 19:28 WIB
ALI Mochtar Ngabalin.*
ALI Mochtar Ngabalin.* /ANTARA/

DESKJABAR – Jumlah anggota rombongan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebanyak 17 orang, termasuk diantaranya istri Edhy Prabowo yakni Iis Rosita Dewi.

Mereka ditangkap dengan dugaan terkait ekspor benih lobster.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin, yang ikut bersama rombongan, tidak termasuk yang ditangkap KPK.

Inilah kronologi penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berdasarkan pemaparan Ali Mochtar Ngabalin, seperti dikutip dari kantor berita Antara.

Baca Juga: Kota Bogor Darurat Kasus Positif Covid-19, Bima Arya : Kalau Perlu GOR Pajajaran Jadi Rumah Sakit

Operasi Tangkap Tangan (OTT) itu dilakukan Terminal III Bandara Soekarno-Hatta, Rabu, 25 November 2020 sekitar pukul 00.30 WIB, saat rombongan kembali dari Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat.

"Kan mereka datang, saya ada di situ, tapi awalnya abang tidak tahu itu KPK. Penjelasannya kami juga tidak tahu karena dari belakang jalan. KPK datang, yang bilang KPK itu orang-orang di situ. Sudah kan ada dua jalur tuh di Terminal III, mereka suruh 'Pak Ngabalin di sini saja'," kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin.

Menurut Ngabalin, selama dilakukan OTT,  Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo kooperatif dengan petugas KPK.

Baca Juga: Para Ahli Pastikan Vaksin Covid-19 Yang Digunakan Aman dan Efektif

"Pak Edhy juga bagus, Pak Edhy juga sangat kooperatif. Teman-teman KPK juga melaksanakan tugas dengan baik. Enaklah tadi," kata Ngabalin.

Pada OTT tersebut, KPK mengirimkan tiga satuan, termasuk satgas yang dipimpin penyidik Novel Baswedan.

"Kami pisah tadi di bandara. Kami pisah karena kan tadi kan Bang Ali tanya, mereka kemukakan bahwa 'Pak Ngabalin di sini saja'. Itu isyarat untuk kita pisah rombongan," ujar Ngabalin.

Baca Juga: Liverpool vs Atalanta, Kemungkinan Sadio Mane Istirahat dan Mohamed Salah Kembali Bermain

Ngabalin lalu keluar dari Bandara Soekarno-Hatta dengan menjalani prosedur seperti biasa.

"Saya lalu mendatangi imigrasi, tes swab segala macam, keterangan swab kita di luar negeri. Jadi tidak langsung pulang, mesti tunggu, periksa barang apa segala macam. Normallah," ungkap Ngabalin.

Ali Mochtar Ngabalin memaparkan, Edhy Prabowo keluar negeri untuk melakukan tugas sebagai menteri.

"Abang sendiri menyaksikan luar biasa ini, ini lobi yang dilakukan oleh Pak Edhy ini kan membuka ruang komunikasi internasional kemudian mengomunikasikan juga dengan para konsul jenderal kita di Los Angeles, di San Fransico, dan di Hawai," ujar Ngabalin.

Baca Juga: Liga Champions 2020-2021, Erling Haaland Catat Rekor Baru.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengaku ia bersama rombongan Edhy Prabowo mendatangi Oceanic Institute of Hawaii Pacific University.

"Kan Hawai itu pusat dunia induk Udang Vaname, yang luar biasa Indonesia kan luar biasa sekali belum dikelola dengan baik. Jadi langkah-langkah yang dilakukan Pak Edhy luar biasa sebagai seorang menteri punya misi seperti itu. Saya bangga dan kagum," kata Ngabalin.

Ngabalin saat ini mengaku berada di rumah.

Baca Juga: Hari Guru Nasional 2020: di Tengah Pandemi Covid-19 Peran Guru Tak Bisa Tergantikan

"Bang Ali sendiri alhamdulillah sekarang ada di rumah. Tadi habis live zoom rakor dengan Polisi Khusus KKP, sebagai pembina mereka minta saran masukan," ungkap Ngabalin.

Menunggu informasi

Sementara itu, Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar mengemukakan, saat ini KPK masih melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dan 16 orang lain yang diamankan selama 1x24 jam.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) masih menunggu informasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait pengamanan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, setibanya di Bandara Soekarno-Hatta pasca kunjungan kerja ke Amerika Serikat.

“Kami masih menunggu informasi resmi dari pihak KPK mengenai kondisi yang sedang terjadi,” ujar Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar, dalam keterangan press tertulis yang dikirim ke media.

Baca Juga: Sekda Indramayu Rinto Waluyo Diperiksa KPK, Terkait Korupsi Proyek Banprov di Indramayu

Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar menegaskan, KKP menghargai proses hukum yang sedang berjalan di lembaga anti-rasuah tersebut. “Kami menghargai proses hukum yang sedang berjalan,” tegasnya.

Mengenai pendampingan hukum atas kasus ini, KKP akan mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku. Antam pun mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi terkait proses hukum yang sedang berjalan.

“Mari kita menunggu bersama informasi resminya seperti apa. Dan biar penegak hukum bekerja secara profesional,” pungkasnya.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x