Idris mengaku terharu, salut, sekaligus bangga saat melihat guru-guru yang berada di daerah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan) berjuang dengan sekuat tenaga tetap mengajar peserta didiknya.
Akses internet yang terbatas bahkan belum ada sebagai pendukung PJJ daring menyebabkan mereka tidak memiliki pilihan selain pembelajaran luring. Jarak puluhan kilometer harus mereka tempuh untuk bisa berkunjung ke rumah para peserta didiknya.
Belum lagi kondisi jalan yang belum diaspal, melewati hutan, atau menyeberang sungai. Hal tersebut tentunya sangat berisiko terhadap keselamatan mereka.
“Pandemi ini adalah sebuah wabah global. Oleh karena itu, para guru harus mau berubah, mau beradaptasi, bermental pemelajar, saling berbagi pengalaman pembelajaran terbaik (best practice), dan meningkatkan kreativitas dan inovasi pembelajaran di masa pandemi. Selalu ada hikmah dibalik musibah, tidak perlu resah atau gundah, tetap berupaya disertai doa semoga wabah segera punah”, pungkas Idris Apandi.***