Menteri BUMN Erick Thohir Paparkan Alasan Pemilihan Merk Vaksin Covid-19. Inilah Alasannya

- 24 November 2020, 22:29 WIB
Ilustrasi, vaksin Covid-19.
Ilustrasi, vaksin Covid-19. /Pixabay/Fotoblend/

Ada pun pengadaan vaksin baik dari vaksin Sinovac, vaksin Novavax, maupun vaksin AstraZeneca, disebutnya telah memenuhi persyaratan tersebut. Sementara itu, Erick menuturkan vaksin Pfizer membutuhkan suhu -75 derajat celcius, sementara vaksin Moderna membutuhkan suhu -20 derajat celcius dalam rantai distribusinya.

"Kalau kita harus membongkar sistem distribusi kita jadi -20 derajat, ini akan menghambat distribusi yang biasa kita lakukan. Kalau persiapan ini tiga tahun lagi, beda, tapi ini persiapan yang harus dilakukan dan sistem distribusi kita sudah berjalan baik selama ini dengan -2 sampai -8 derajat celcius," katanya.

Baca Juga: Banyak Artis Kini Terjuni Bisnis Komoditas Agro

Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, dengan alasan itulah pemerintah memilih produsen vaksin yang telah diputuskan dalam pengadaan untuk vaksinasi Covid-19.

"Kenapa Pfizer dan Moderna belum bisa, karena distribusi dingin-75 dan -20 derajat celcius. Untuk negara seperti Amerika pun mereka akan ada transisi," imbuhnya.

Oleh karena itu, Erick meminta publik tidak menilai pemerintah membeli merk vaksin tertentu karena alasan bisnis semata. Ia menegaskan pemerintah memilih produsen vaksin sesuai dengan kriteria dan kuantitas yang diperlukan.

Baca Juga: Kubu Bhayangkara FC Meminta Maaf dan Akan Membina Mental Serdy Ephy Fanio Agar Lebih Baik

Ia juga mengatakan kebutuhan vaksin Covid-19 di seluruh dunia mencapai 16 miliar dosis, namun hingga saat ini produksinya baru mencapai 4 miliar dosis.

"Karena itu kenapa pemerintah agresif sejak awal. Kita mau pastikan vaksin yang kita miliki dan vaksin merah putih disiapkan untuk jangka panjangnya tetapi juga yang sesuai dengan distribusi kita dan sesuai standard WHO yang sudah ada uji klinis 1-2 dan BPOM menerbitkan sesuai data-data yang ada," katanya.***

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: FInancial Times Reuters Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x