Bagaimana Melatih Anak untuk Pertama Kali Berpuasa? Ini Tips dari Psikolog

9 Maret 2024, 10:45 WIB
Ilustrasi Psikolog bagikan tips melatih anak untuk berpuasa tapi tetap kuat dan sehat selama berpuasa /ANTARA/Istimewa/

DESKJABAR - Ingin melatih anak untuk pertama kali berpuasa Ramadhan dalam hidupnya, Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., menyampaikan kiat-kiatnya.

Menurut dia, terdapat sejumlah langkah yang perlu dilakukan untuk melatih anak-anak untuk mulai berpuasa. Di antaranya dengan memberikan pemahaman terkait makna puasa.

Ia menjelaskan, anak-anak perlu diberikan pemahaman terkait makna puasa, berikut dengan keutamaan serta manfaat jika melakukan puasa, termasuk beberapa manfaat seperti kesehatan, mengendalikan diri, dan lainnya.

"Cara mempersiapkan anak berpuasa adalah dengan mendiskusikan terlebih dahulu dengan anak kita mengapa puasa itu harus dilakukan. Pemahaman pada anak akan terjadi bukan dengan menasehati atau mendoktrin," kata Novi, dikutip dari ANTARA, Sabtu 9 Maret 2024.

Baca Juga: KEREN, Stanford University dari Amerika Serikat Akan Bangun Kampus di IKN Mei 2024

Baca Juga: Ini Saran Pakar Kesehatan Saat Puasa Ramadhan, Agar Tubuh Fit Sepanjang Hari

Tak kalah penting ungkap Novi, anak-anak diarahkan ke kesadaran bahwa momentum puasa di bulan suci Ramadhan juga bermanfaat bagi orang lain. Misalnya belajar melakukan kebaikan-kebaikan sederhana dengan bersedekah.

Selanjutnya, orang tua harus rutin dan telaten membuka dialog dengan putra-putrinya guna membahas kesepakatan apakah mereka ingin mencoba puasa bersama-sama. Apakah waktu berpuasanya penuh, setengah hari, atau yang lainnya.

"Ketika kesepakatan sudah terjalin, buat semacam perayaan sederhana dalam menyambut Ramadhan agar anak-anak merasa bahwa momentum ini adalah momentum yang menantang untuk dicoba," ujarnya.

Lebih lanjut Novi menyampaikan, orang tua dapat meminta pendapat atau kesan-kesan setelah anak-anak melakukan puasa.Dia mengingatkan, anak-anak yang baru mulai belajar berpuasa harus diberi ruang untuk merefleksikan pengalamannya.

"Misalnya dengan menanyakan kapan waktu terberat bagi mereka, bagaimana mereka bisa melalui, apa yang mereka rasakan, lalu apakah ada hal luar biasa yang terjadi pada mereka", ujarnya.

Baca Juga: Mall City Plaza Garut Diresmikan, Terbesar dan Terlengkap: Serap 1000 Tenaga Kerja Lokal, Libatkan 100 UMKM

"Dari situ mereka akan merasa bahwa berpuasa memberi makna bukan hanya pada dirinya juga orang lain," kata Novi menambahkan.

Lanjut Novi, orang tua juga disarankan untuk melatih anak-anak berpuasa secara bertahap sesuai dengan kemampuan masing-masing agar kesehatannya tetap terjaga.

"Sebenarnya kan ada kaidah agamanya bahwa yang berpuasa penuh adalah yang Akil Baligh. Bagi anak-anak sifatnya belum wajib karena sedang belajar, apalagi kondisi kesehatannya sangat membutuhkan asupan air dan lain-lain," pungkasnya.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler