Sepakbola Indonesia Berduka, Ricuh Persebaya Vs Arema di Kanjuruhan Malang, Bisa Berujung Sanksi FIFA

2 Oktober 2022, 20:25 WIB
Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang yang menimbulkan ratusan korban jiwa bisa memancing reaksi FIFA untuk menindak lanjuti kasus ini, Ada potensi PSSI dilarang menyelenggarakan liga atau sejenis apapun tentang bola selama 8 tahun. /Tangkap layar YouTube.com/Yoiki Malang


DESKJABAR - Liga BRI 1 yang mempertemukan Persebaya vs Arema di Stadion Kanjuruhan Malang berakhir memilukan. Terjadi kerusuhan usai pertandingan yang mengakibatkan 100 orang lebih meninggal dunia dan ratusan lagi luka-luka.

Awal pertandingan persebaya memasukkan dua gol ke gawang aremania, Namun Aremania menyamakan kedudukan 2-2 .

Seusai turun minum persebaya memasukkan gol lagi oleh Sho Yamamoto pada menit 51 hingga hasil akhir, dengan kedudukan 3 - 2.

Mengetahui kekalahan tim kesayangannya, para aremania turun kelapangan ingin mencari manajemen dan pelatih PS Arema kenapa bisa kalah, pasalnya selama ini tim Singo Edan belum pernah kalah dengan Persebaya.

Baca Juga: Surabaya North Quay, Wisata Bahari yang Dimiliki Surabaya. Miliki Panorama Lautan yang Instagramable

Namun ada reaksi berlebihan dari pihak keamanan yang menembakkan gas air mata ke tribun penonton diatas.

Kejadian ini mengakibatkan reaksi FIFA untuk menindak lanjuti kasus ini, Ada potensi PSSI dilarang menyelenggarakan liga atau sejenis apapun tentang bola selama 8 tahun.

Penggunaan gas air mata untuk pengendalian massa tidak boleh dibawa atau digunakan, itu bunyi pasal 19, kode keamanan FIFA.

Jika berdasarkan pasal ini digunakan FIFA untuk menjatuhkan sanksi kepada Indonesia imbas tragedi Kanjuruhan Malang, diantaranya :

Seluruh pertandingan liga Indonesia dibekukan 8 tahun, Sebuah hukuman yang sangat berat bagi semua yang berkepentingan mulai dari pemain, pelatih, PSSI hingga pelaku ekonomi.

Kenggotaan Indonesia di FIFA dicabut, Jika itu terjadi maka Timnas Indonesia yang saat ini menempati urutan 152 bisa turun jauh.

Kemungkinan Kompetisi Liga Indonesia menggelar pertandingan tanpa penonton dalam waktu lama.

Klub Indonesia tidak boleh bermain di AFC Cup dan Liga Championships Asia Klub ikut menderita, Artinya peluang Klub Indonesia untuk berprestasi tidak akan bisa diraih.

Baca Juga: Wisata Hutan Bambu di Jawa Barat, Kolam Renang Air Bersih, Tempat Camping Lingkungan Sejuk

Kerugian material akibat kejadian ini sejumlah mobil rusak, diantaranya mobil patroli Lantas Polres Malang, Mobil polrestabes, mobil brimob, mobil pribadi anggota dan beberapa mobil lagi rusak berat.

Selanjutnya aremania yang menghadang tersebut dibubarkan oleh aparat keamanan dengan menembakkan gas air mata. Rombongan tertahan karena jalan masih dihadang oleh pagar besi pembatas pd jalur yg dilalui.

Akibat kejadian tersebut banyak suporter aremania dan aparat keamanan yang mengalami luka-luka. Suporter aremania yang mengalami luka luka dan sesak nafas dirawat ruang Medis Stadion Kanjuruhan.

Karena korban terlalu banyak dan ruang medis tidak bisa menampung, selanjutnya korban di bawa ke Rumah Sakit di wilayah Kepanjen antara lain RS Kanjuruhan, RS Wava Husada, RS Hasta Husada dan RS lain dengan menggunakan kendaraan ambulance, truk Polres Malang, truk Yon Zipur 5 Kepanjen, truk Kodim dan kendaraan lainnya.

Kejadian sepak bola yang mengakibatkan banyak korban, Kejadian di Stadion Kanjuruhan adalah tragedi terbesar kedua di dunia. Tragedi terbesar pertama yang mencapai korban 328 orang terjadi di Peru, Estadio Nacional Disaster Lima, tahun 1964.

Sanksi FIFA yang keras ini dimaksudkan untuk meminimalisir kejadian pelanggaran yang merugikan banyak pihak.

Baca Juga: 8 Manfaat Doa untuk Menyembuhkan Penyakit Jiwa, Salah Satunya Mengurangi Stress

Dari pihak PSSI sama sekali tidak memprediksi akan terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang (1/10/2022) pertandingan antara Persebaya vs Arema.

“Sebelum pertandingan persebaya vs Arema sudah diadakan diskusi dan rapat menyepakati tentang suporter tim tamu (Pendukung persebaya) untuk tidak diperkenankan datang ke stadion. Kami memprediksi dengan positive thinking bahwa di prediksi tidak terjadi apa-apa.” kata Yunus sebagai Sekjen PSSI di stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta

Kebijakan tidak memperkenankan supporter tim tamu untuk datan ke stadion pertandingan adalah hal yang lumrah, mengingat dua kesebelasan ini mempunyai persaingan yang tinggi.

Semoga kejadian tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang adalah tragedi terakhir di dunia sepakbola Indonesia dan dunia.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara Sumber Lain

Tags

Terkini

Terpopuler