DESKJABAR – Penyanyi Yayan Jatnika pernah mempopuler sebuah lagu pop Sunda berjudul “Sancang”.
Lagu dan lirik “Sancang” itu boleh jadi masih sering didengar banyak orang, baik di radio, televisi, atau bahkan di YouTube.
Wajar, karena lagu “Sancang”termasuk enak didengar karena Yayan Jatnika sangat pas membawakannya.
Satu hal lagi, larena lirik lagu “Sancang” cukup familiar karena diangkat dari cerita yang muncul dan berkembang di masyarakat Tatar Sunda, soal Kean Santang, Prabu Siliwangi dan Hutan Sancang.
Baca Juga: GAGAL HAJI! Jamaah Asal Indonesia Miliki Visa tidak Resmi Dipulangkan, Kemenag: Ada 46 Calhaj
Ngalanglangan pakidulan Garut
Ombak basisir ketir dina waktu eta
Sayang Heulang ka Karang Gajah
Los ka jojontor Sancang
Cenah ceuk beja baheula aya nagara
Sancang Pakuan Pajajaran katelahna
Prabu Siliwangi nu jadi rajana
Sakti mandraguna
Bade diislamkeun anjeunna alim
Diudag putrana Prabu Kian Santang
Ilang di leuweung eta
Tilem di leuweung eta
Sancang nu caneom geueuman
Baca Juga: Praktis! Bila Ada Gangguan Penglihatan Mata, Sediakan 3 Bahan Alami Ini, Mata Minus dan Keruh Lewat!
Begitulah lirik lagu ‘Sancang’ yang juga pernah dinyanyikan Sule tersebut; sarat dengan kearifan lokal.
Fakta, mitos?
Masalahnya sekarang, apakah cerita soal Kean Santang mengejar ayahnya, Prabu Siliwangi itu fakta arau mitos?
Soal itu, belum ada yang bisa menjelaskan secara terang benderang, apakah merupakan kejadian nyata, atau hanya dongeng semata, walau ada yang meyakini itu nyata!
Baca Juga: Review 4 Wisata Bandung Tersembunyi, Hidden Gem Namun Instagramable, Tak Banyak Orang Tahu
Yang pasti, soal cerita Kean Santang dan Prabu Siliwangi serta Sancang, memang sangat dikenal di Tatar Sunda.
Seperti dikutip dari beberapa sumber, Sancang dahulunya merupakan sebuah kerajaan. Salahsatu raja yang terkenal dan melegenda adalah Rakean Sancang.
Beberapa situs purbakala yang ada di kawasan Hutan Sancang, dipercaya merupakan tapak-tapak Kerajaan Sancang.
Di Sancang, menurut sebagian orang dari dulu hingga sekarang, sering ditemukan harimau atau maung dalam bahasa Sunda. Namanya Maung Sancang.
Harimau di Sancang konon bukan harimau sembarangan, tetapi harimau jadi-jadian atau kajajaden.
Harimau tersebut adalah jelmaan Prabu Siliwangi, seorang raja Pajajaran dan anak buahnya yang menghilang (ngahiang, Sunda), setelah dikejar-kejar anaknya, Kean Santang.
Konon, Kean Santang mengejar sang ayah, sesuai lirik lagu “Sancang”, karena Prabu Siliwangi tidak mau masuk Islam dan dikhitan.
Sekali lagi, banyak yang percaya bahwa cerita tersebut bukan fiktif alias fakta, tetapi banyak juga yang percaya bahwa itu hanya mitos bahkan cerita khayalan semata. ***