CERITA MISTIS, Sewu Dino, Tumbal Adu Kekuatan Ilmu Santet, Lawan Tanpa Kasat Mata Mbah Thamin

31 Mei 2022, 07:21 WIB
Tangkapan layar cerita mistis Sewu Dino /Twitter/@SimpleM81378523)/

 

DESKJABAR – Cerita mistis Sewu Dino adalah cerita non fiksi yang dalam waktu tidak berapa lama lagi, konon kabarnya akan masuk ke dalam film layar lebar, seperti halnya KKN di Desa Penari.

Fenomena saat ini tercatat 8 juta lebih penduduk Indonesia menyukai film bertemakan cerita mistis, bila dibandingkan dengan cerita film tentang percintaan, atau film lawak.

Jumlah antusiasme penonton cerita mistis tersebut sudah dibuktikan pada tayangan film bioskop KKN di Desa Penari, yang mencapai jutaan penonton dalam kurun waktu beberapa pekan saja.

Cerita mistis Sewu Dino yang ditulis di akun Twitter SimpleMan (@SimpleM81378523) kali ini, lebih terseram.

Baca Juga: Kode Redeem FF 31 Mei 2022, Terbaru 1 Menit yang Lalu, GRATIS M1887 Terrano Burst PERMANEN

Suasananya lebih horor, lebih mistis, dan santet tingkat tinggi, karena medianya menggunakan tiga manusia, yang sehari-harinya bertugas sebagai pembantu rumah tangga (PRT).

Seperti kebanyakan yang sudah diketahui masyarakat selama ini, media santet biasanya hanya sebatas boneka, rambat, foto, paku, jarum, dll.

Tapi pada cerita mistis Sewu Dino sebaliknya, medianya bertambah sadis, menggunakan nyawa manusia.

Malam itu, cuaca udara mendadak terasa dingin, suasananya tambah sepi. Pintu rumah gubuk di tengah hutan itu sudah sejak menjelang magrib sudah dikunci rapat-rapat.

Dua pembantu rumah tangga, Sri dan Dini, wajahnya sudah mulai tegang sejak sejam lalu. Sedangkan seorang PRT lainnya yaitu Erna sudah meninggal dunia sehari sebelumnya.

Baca Juga: Info Terbaru dari Kondisi Terkini Pencarian Anak Ridwan Kamil, Jokowi Katakan Ini Ke Kang Emil

Erna meninggal gara-gara ia sendiri membanting boneka yang terbalut seutas rambut. Padahal boneka santet itu adalah untuk dirinya, maka setelah boneka itu dibanting, Erna muntah darah dan tewas.

Tinggallah Sri dan Dini yang mesti mengurus Dela, yang selalu kesurupan ketika hendak dimandikan.

Dini berusaha membuka rantai yang mengikat tangan Dela, sedangkan Sri mengambil air dingin dari sumur khusus dan hendak memandikan Dela.

Dela yang sejak tadi seperti mati suri, kemudian membuka matanya, dan mengeluarkan senyum di bibirnya. Selanjutnya Sri dan Dini memandikannya.

Baca Juga: KASUS SUBANG Memasuki Babak Baru, Yoris Keluar dari Pengacara Rohman Hidayat, Kenapa?

Kondisi Dela nampak sangat memprihatinkan, padahal usianya masih muda. Ia nampak pucat dan tidak berdaya.

Esoknya, malam terasa dingin, Sri dan Dini berada di kamarnya dengan penerangan sebuah lilin. Namun, tiba-tiba terdengar pintu ada yang mengetuk dari luar.

Mungkin, mbah Thamin sudah kembali malam itu. Ketika Dini hendak membuka pintu, dengan cepat Sri memegang tangannya dan berkata.

“Mbah Thamin sudah mewanti-wanti jangan buka pintu kalau ada yang mengetuk malam-malam”. Sri dan Dini saling berpandangan dan bulu tengkuknya mulai berdiri.

Ketukan pintu terdengar bertambah keras. Akhirnya, Dini pelan-pelan membuka pintu dan nampak mbah Thamin berdiri di depannya.

Tanpa berbicara, mungkin marah karena pintu tidak segera dibuka, mbah Thamin langsung menuju kamar Dela.

Sri dan Dini hanya memandang dari kejauhan dan mereka tertidur karena kecapaian, setelah kerja seharian.

Pagi hari, mereka sudah mencuci pakaian di sumur belakang rumah. Saat itu, dari kejauhan nampak sosok bayangan mendekati mereka.

Tapi ketika sudah dekat, ternyata sosok bayangan itu adalah mbah Thamin.

Dalam keheranannya, Sri bertanya: “Mbah!, bukan semalam sudah pulang?”

Mbah Thamin bukannya langsung menjawab pertanyaan, tapi seketika itu wajahnya terperanjat dan seperti hitam legam menahan amarah.

Ia bergegas masuk rumah dan menuju kamar Dela. Di sana, Dela masih tidur, dan si mbah memeriksa semua isi kamar. Mbah Thamin hanya bergumam, “Siapa malam yang datang ke sini”.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Twitter SimpleMan

Tags

Terkini

Terpopuler