Orang Kaya Itu Tidak Berisik, Tidak Pamer, Prof. Rhenald Kasali Kupas Fenomena Crazy Rich atau Sultan

10 Maret 2022, 18:41 WIB
Prof. Rhenald Kasali mengupas fenomena munculnya Sultan atau Crazy Rich. / Tangkapan Layar YouTube Prof. Rhenald Kasali/

 

 

DESKJABAR - Berbeda dengan para Sultan atau Crazy Rich yang sering muncul di media sosial, orang kaya itu biasanya diam-diam saja. Tidak berisik. Tidak pamer.

Mengapa diam-diam dan tidak pamer? Prof. Rhenald Kasali menyatakan, karena orang kaya sungguhan menginginkan privasi, tak ingin menjadi perhatian.

Berbeda dengan orang yang seolah-olah kaya, mereka ingin perhatian sehingga pamer dan berisik.

"Saya pernah duduk (di pesawat) dengan konglomerat terkenal, dia duduknya di kelas ekonomi. Sederhana penampilannya. Ternyata, konglomerat itu adalah orang yang masuk dalam daftar orang terkaya di dunia,” kata Prof. Rhenald Kasali dalam akun YouTube Prof. Rhenald Kasali berjudul "Inilah Kaya Boong-boongan yang Dipamerkan & Dipercaya Milenial dan Ditiru Luas, tayang 11 Januari 2022.

Baca Juga: Konflik Rusia vs Ukraina, Islam Harus Jadi Solusi, Simak Ustadz Adi Hidayat

Guru besar Uinversitas Indonesia yang pernah mengajar di University of Illinois ini, mengatakan, orang-orang yang dijuluki Sultan atau Crazy Rich suka pamer. Mereka menunjukkan mobil mewah, rumah megah, dan barang-barang branded.

"Seringkali yang kita lihat ada orang yang pamer menyebutkan barang-barang mewah untuk menunjukkan kehebatan. Cincin berlian, pakaian bermerek dan sebagainya. Padahal orang kaya justru diam. Whealth whispers,” tegasnya.

Dalam teori Consumer Behavior, lanjutnya, ada yang namanya Conspicuous Consumption, atau konsumsi yang sengaja ditunjukkan kepada orang lain.

"Dia memiliki mobil mewah, perabotan luar biasa. Ia ingin menunjukkan bahwa dia orang hebat, karena orang hebat itu memiliki sesuatu. Ini adalah mengenai teori signaling. Orang mengirim signal kepada orang lain bahwa dia adalah orang yang luar biasa," jelasnya.

Baca Juga: HUTANG CEPAT LUNAS, Amalkan Ini Setiap Subuh Rejeki Dimudahkan, 2 Malaikat Ikut Berdoa Kata Syekh Ali Jaber

Prof. Rhenald Kasali menyebut fenomena itu sebagai flexing, atau memamerkan yang juga digunakan di dalam marketing.

Ada peristiwa yang pernah viral beberapa waktu lalu, kata Prof. Rhenald Kasali. Saat itu ada seorang yang ditangkap polisi karena menipu. Banyak sekali orang yang menaruh uang kepadanya dan dijanjikan bisa mengikuti ibadah umroh dengan harga yang sangat murah sekali.

"Rumahnya begitu mewah bak istana dengan tiang-tiang begitu bagus," paparnya.

Dalam promosinya, lanjutnya, dengan pasangannya ia pergi ke Paris, Italia dan lain sebagainya. Ia juga memamerkan benda-benda mewah. Belakangan baru kita tahu ternyata kekayaannya itu adalah uang milik customer mereka.

Baca Juga: Begini Cara Membayar Hutang Puasa Ramadhan Bagi Wanita Hamil atau Menyusui, Simak Penjelasan Buya Yahya

"Itulah cara flexing. Dan cara flexing bagian dari marketing untuk membangun kepercayaan dan menunjukkan kepada customer sehingga akhirnya customer percaya dan menaruh uangnya untuk ibadah umroh," terangnya.

Kemudian, kata Prof. Rhenald Kasali, sekarang muncul sejumlah youtuber yang dijuluki Sultan atau Crazy Rich. Mereka kebanyakan anak muda atau kaum milenial.

"Mereka memamerkan rumah mewah dengan luas tanah puluhan hektar, berkeliling menggunakan golf car," ungkapnya.

Menurut Rhenald Kasali, mereka kebanyakan seolah-olah kaya, dan sebenarnya mereka belum kaya.

"Mereka bertentangan dengan pandangan tadi bahwa orang kaya itu sebenarnya tidak berisik, tidak pamer. Whealth whispers," ungkapnya.

Baca Juga: SHOLAT Diterima ALLAH SWT 100 Persen, Jika Bisa Merasakan 5 Tanda Ini, Simak Kata Ustadz Adhi Hidayat

Tapi inilah cara orang untuk mendapatkan perhatian. Mereka yang uangnya masih sedikit mengaku punya folower sudah banyak, investor besar, dan mengaku penjualannya sudah besar sekali.

"Sebaliknya pengusaha-pengusaha besar justru kalau ada situasi ekonomi apa pun tidak mengatakan untung atau rugi dan lain sebagainya," ujarnya.

"Celaka sekali kita, banyak tertipu," tambahnya.

Prof. Rhenald Kasali berpesan, dalam situasi seperti ini, apa yang bisa kita lakukan? Menurutnya, kita harus bisa menciptakan situasi yang lebih bermanfaat bagi orang banyak. Bukan pamer-pameran.***

Editor: Ferry Indra Permana

Tags

Terkini

Terpopuler