INILAH CIRI ANAK CERDAS: IQ Rendah TERNYATA Bukan Berarti Tidak Cerdas, MOM WAJIB TAHU......

3 Januari 2022, 08:33 WIB
Ciri anak cerdas. IQ rendah ternyata bukan berarti tidak pintar /Pixbay.com/

DESKJABAR - Memilik anak yang cerdas dan pintar tentu idaman semua Ibu. Umumnya orang beranggapan, anak yang cerdas adalah anak yang memiliki nilai tes IQ yang tinggi.

Anggapan itu tidak salah memang. Namun ternyata, anak yang tidak memiliki nilai IQ yang tinggi pun, bukan berarti tidak cerdas.

Nah  berikut ciri-ciri anak yang cerdas yang bisa kita perhatikan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Anak Anda termasuk?

Kreatif

Dr. Katie Davis, seorang neuropsikolog klinis, mengatakan dalam Business Insider bahwa kreativitas adalah tanda kecerdasan.

Pasalnya, kreativitas membutuhkan pemikiran yang fleksibel atau out of the box dan membutuhkan kemampuan untuk mengubah pola berpikir dari satu cara ke cara lain.

Seorang anak yang kreatif mampu mengambil wawasan dan menerjemahkannya ke dalam pesan yang menarik dan bermanfaat.

Baca Juga: KAMU SUKA Main Basket, Yuk Kenali Peraturan Permainan Bola Basket

Selalu berantakan

Kathleen Vohs dari University of Minnesota mengatakan semakin berantakan seorang anak, maka semakin pintar dirinya.

Vohs melakukan studi, menampilkan dua kelompok yang diminta untuk merancang penggunaan kreatif untuk bola ping-pong.

Satu kelompok bekerja di lingkungan yang penuh dan berantakan, sementara kelompok lainnya bekerja dalam lingkungan yang rapi.

Dan ternyata, kelompok yang berantakan bertukar pikiran, secara substansial lebih kreatif dan ide-ide menarik.

Selalu penasaran

Ssebuah studi dari Goldsmiths University of London mengatakan bahwa orang yang cerdas adalah "bagaimana orang yang menginvestasikan waktu dan upaya untuk kecerdasan mereka"

Artinya, anak mencari tahu jawaban dari rasa ingin tahunya. Hal ini memainkan peran besar dalam pertumbuhan kognitif.

Tetapi tidak hanya belajar lebih banyak yang membuat anak lebih pintar, namun juga keinginan untuk belajar lebih banyak, yang merupakan sifat umum pada orang cerdas.

Riset psikologi dari Georgia Tech juga menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki rasa ingin tahu tinggi, lebih toleran terhadap ambiguitas, yang membutuhkan gaya berpikir yang canggih.

Baca Juga: Inilah Cara Memiliki Wajah Glowing Dengan 8 Masker Alami, Tanpa Harus Ke Klinik Kecantikan

Suka bicara pada diri sendiri

Ternyata anak berbicara pada diri sendiri itu bukan pertanda gila. Sebuah studi dari psikolog Paloma Mari-Beffa dan Alexander Kirkham dari Bangor University menunjukkan bahwa berbicara dengan suara keras kepada diri sendiri meningkatkan pengendalian diri, suatu bentuk kecerdasan yang penting.

Peneliti memberikan peserta studi satu set tugas yang disertai instruksi tertulis, dan meminta mereka untuk membaca instruksi dengan diam atau dengan suara keras.

Hasilnya, konsentrasi dan kinerja dari peserta studi yang membaca dengan suara keras jauh lebih baik.

Berperilaku positif pada diri sendiri

Sebuah studi yang diterbitkan dalam British Journal of Psychology menunjukkan korelasi antara kepuasan dengan diri sendiri, dan kecerdasan. Anak yang berperilaku positif pada diri sendiri menggunakan waktunya sendiri untuk berpikir, memprioritaskan, dan merencanakan, yang memperkuat pengendalian dirinya.

Jenaka

Sebuah studi psikologi Universitas New Mexico tahun 2011 menemukan bahwa komedian profesional dan orang-orang yang menulis teks kartun memiliki skor kecerdasan verbal yang lebih tinggi.

Hal ini disebabkan karena beberapa orang yang pintar memiliki kecerdasan dan selera humor yang tajam.

Jika anak menghargai sebuah lelucon, ia mungkin seorang jenius. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cognitive Processing, reaksi terhadap humor gelap bisa jadi menunjukkan kecerdasan seseorang.

Para psikolog mendefinisikan humor gelap sebagai, "humor yang memperlakukan subjek yang menyeramkan seperti kematian, penyakit, cacat tubuh, cacat atau peperangan dengan hiburan pahit dan menyajikan topik yang tragis, menyedihkan, atau tidak wajar dalam istilah yang lucu."

Penggemar lelucon ini mungkin memiliki IQ yang lebih tinggi dengan sedikit agresi. Peneliti mengklaim memproses lelucon humor gelap lebih berhasil untuk otak.

Baca Juga: USTADZ ADI HIDAYAT Lc, MA: Hati-hati dengan Usia 40 Tahun, Simak Pemparannya di Sini

Berpikiran terbuka

Sebuah studi psikologi Universitas Yale tahun 2008 menunjukkan bahwa seseorang yang sangat cerdas cenderung tetap berpikiran terbuka terhadap sudut pandang orang lain, tidak merumuskan sudut pandang diri sendiri sampai mendengar banyak suara.

Kecerdasan ini juga berarti anak konsisten, karena penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang berpikiran terbuka lebih cenderung percaya diri tentang pendapatnya setelah pemikirannya terbentuk untuk menghindari dimanipulasi.

Meragukan kepintarannya

Psikolog menemukan efek Dunning-Kruger, yang mengatakan bahwa orang yang kurang kompeten atau pintar melebih-lebihkan kemampuan mentalnya, sementara orang yang jauh lebih cerdas justru sadar akan keterbatasannya.

Shakespeare pernah mengatakan: "Orang bodoh mengira dia bijak, tetapi orang bijak tahu dirinya bodoh."

Seringkali mengalami kecemasan

Penelitian di jurnal Intelligence menunjukkan bahwa orang jenius, atau orang dengan IQ lebih tinggi, lebih banyak diagnosis gangguan suasana hati dan kecemasan daripada rata-rata.

Hal ini bisa dikatakan karena para genius sering kali terlalu memikirkan segalanya, karena mencoba untuk mencapai kesempurnaan.

Begadang dan tidur larut malam

Sebuah studi dari London School of Economics and Political Science menunjukkan bahwa seseorang yang kerap tidur larut di malam hari memiliki IQ yang lebih tinggi. Para peneliti percaya ini karena evolusi.

Seorang jenius mungkin memilih untuk belajar pada jam-jam ganjil untuk meningkatkan pemikiran kreatifnya, atau anak memiliki lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk pemikiran kreatif pada jam-jam yang tidak biasa untuk mengembangkan kejeniusannya

Baca Juga: TERUPDATE TABRAKAN NAGREG: Pakar Militer Tegaskan Pelaku Tak Bisa Dimaafkan

Mudah beradaptasi

Adaptasi berarti memiliki kecerdasan, serta kesadaran untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang segar dan berbeda. Beradaptasi juga melihat sebuah koneksi atau solusi yang tidak bisa dilihat orang lain.

Masalah dan tantangan baru membutuhkan solusi baru dan baru, sesuatu yang membuat anak cerdas dan jenius merasa nyaman. Psikolog juga mengatakan adaptasi membutuhkan proses kognitif, seperti penalaran, persepsi, pemecahan masalah, dan memori.

Suka menyendiri

Para peneliti dari Singapore Management University dan London School of Economics meminta 15.000 orang berusia antara 18 hingga 28 tahun untuk mengikuti survei dan tes IQ. Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang sangat cerdas semakin tidak bahagia dengan kehidupannya, jika mereka lebih bersosialisasi.

Demikian sejumlah ciri anak cerdas berdasarkan penelitian ilmiah yang dirangkum dari berbagai sumber. Namun begitu, karena kecerdasan setiap anak berbeda, Ibu gak usah kuatir anak yang tidak memiliki kriteria yang disebutkan di atas berarti tidak cerdas. Semoga informasinya bermanfaat!***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler