Hari Santri Nasional 2021 Tanggal Berapa ? Ini Penjelasan Lengkap Soal Sejarah Hari Santri

20 Oktober 2021, 18:49 WIB
Rayakan hari Santri Nasional 2021 dengan 30 Link Twibbon ini. Gunakan segera untuk sosial media mu. /Ririn/

DESKJABAR – Hari Santri Nasional 2021 tanggal berapa? Pernyataan itu semakin ramai dicari di dunia maya terkait semakin dekatnya Hari Santri 2021.

Hari Santri Nasional 2021 memang mempunyai sejarah panjang terhadap penetapannya. Karena beberapa periode sebelumnya sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak ada hari santri.

Namun kemudian di era Jokowi akhirnya dikeluarkan penetapan keputusan Presiden Nomor 22 tahun 2015 yang ditandatangani di Mesjid Istiqlal Jakarta, Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober.

Baca Juga: Influencer ‘A’ Yang Diduga Mantan Pacar Kim Seon Ho Tutup Semua Akun Media Sosialnya

Baca Juga: 22 Kode Redeem FF SEKARANG, Teranyar Hari Ini Kamis 20 Oktober 2021, Hadiah Gratis, Skin Bundle, Senjata MP40

Nah untuk tahun 2021, Indonesia akan kembali memperingati Hari Santri Nasional Hari Jumat tanggal 22 Oktober 2021.

Hari Santri Nasional merujuk pada satu peristiwa bersejarah yakni seruan yang dibacakan oleh pahlawan nasional KH Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober 1945.

Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober ini memiliki sejarah pada hari tersebut, yaitu Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama yang dipimpin oleh Hadratusyekh KH Hasyim Asy'ari pada tanggal 22 Oktober 1945.

 

Resolusi Jihad ini dicetuskan sebagai upaya untuk mengorbankan semangat para pejuang mempertahankan NKRI dari Belanda yang diboyong oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration), untuk kembali datang ke Indonesia pada bulan Oktober 1945.

Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 saat itu.

Resolusi Jihad yang dicetuskan Kiai Hasyim Asy’ari menggerakkan seluruh elemen bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dari Agresi Militer Belanda kedua yang membawa sekutu.

Sebelum Resolusi Jihad ini, pada 19 September 1945 banyak orang rela mati dalam peristiwa penyobekan bagian biru dari bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya.

Pendudukan Jepang atas Indonesia akhirnya tergoyang ketika mereka kalah perang dengan tentara sekutu. Seketika itu pula mempertahankan kekuatan perangnya dengan melatih para pemuda Indonesia secara militer guna berperang melawan sekutu. Para pemuda dimaksud tidak lain adalah para santri.

Baca Juga: Kode Redeem FF 20 Oktober 2021, Buruan Cuy Klaim SG M1887 Golden, Jenggot BNL, hingga Diamond, Garena Gratis

Baca Juga: Hasil Denmark Open Hari Ini, Greysia Polii-Apriyani Rahayu, Duet Minions Petik Kemenangan

Karena sudah mempunyai kesepakatan diplomatik dengan KH Muhammad Hasyim Asy’ari sebagai Ketua Jawatan Agama (Shumubu) yang diwakilkan kepada anaknya KH Abdul Wahid Hasyim, Jepang menyampaikan gagasannya itu kepada Kiai Hasyim.

Setelah melalui berbagai pertimbangan, Kiai Hasyim menyetujui langkah Jepang tersebut dengan syarat para pemuda yang dilatih militer itu tidak masuk dalam barisan Jepang. Dari situlah terbentuk pasukan sebagai Laskar Hizbullah.

Laskar Hizbullah ini dibentuk pada November 1943 beberapa minggu setelah pembentukan tentara PETA (Pembela Tanah Air).

Sebagai seorang kiai, Hadratussyekh Hasyim Asy’ari cukup mumpuni dalam strategi perang.

Sejumlah orang memandang bahwa keputusan Kiai Hasyim merupakan simbol ketundukan kepada Jepang, padahal guru para kiai di tanah Jawa ini ingin mempersiapkan para pemuda secara militer melawan agresi penjajah ke depannya.

Baca Juga: Maulid Nabi Muhammad SAW, Benarkah Mengucapkan Selamat tidak akan Masuk Neraka? Buya Yahya Menjawab

Baca Juga: 15 Sabda Nabi Muhammad SAW Buat Inspirasi Kehidupan Manusia yang Lebih Baik di Maulid Nabi 2021

Akhirnya Jepang menyerah kepada sekutu. Namun Indonesia menghadapi agresi Belanda II.

Di saat itulah para pemuda Indonesia melalui Laskar Hizbullah, dan lain-lain sudah siap menghadapi perang dengan tentara sekutu dengan bekal pelatihan militer ‘gratis’ oleh tentara Jepang.

KH Saifuddin Zuhri dalam Berangkat dari Pesantren (2013) mencatat, saat itu Angkatan pertama latihan Hizbullah di daerah Cibarusa, dekat Cibinong, Bogor awal tahun 1944 diikuti oleh 150 pemuda.

Meskipun pelatihan Hizbullah sangat minim sekali, namun tidak mematahkan tekad perjuangan demi kemerdekaan negara yang tidak bisa mengandalkan kekuatan politik saja.

Baca Juga: 50 Kata-kata Mutiara Maulid Nabi 2021, Lengkap dengan Bahasa Inggris Cocok untuk Caption Sosmed

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Beri Ucapan Selamat Maulid Nabi 2021: Tetap Semangat dan Berjuang di Masa Sulit

Pertempuran mencapai puncaknya di Surabaya pada 10 November 1945 yang saat ini diresmikan menjadi Hari Pahlawan Nasional.

Momen tersebut tidak terlepas dari pencetusan Fatwa Resolusi Jihad NU oleh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945.

Resolusi Jihad punya dampak besar di Jawa Timur. Pada hari-hari berikutnya, ia menjadi pendorong keterlibatan santri dan jamaah NU untuk ikut serta dalam pertempuran 10 November 1945.

Rakyat Semarang mengadakan perlawanan yang sama ketika tentara Sekutu juga mendarat di ibu kota Jawa Tengah itu.

Dari peperangan tersebut, lahirlah pertempuran di daerah Jatingaleh, Gombel, dan Ambarawa antara rakyat Indonesia melawan Sekutu.

Setelah pertempuran 10 November 1945 berlalu, Resolusi Jihad NU terus digelorakan.

Baca Juga: SINOPSIS Ikatan Cinta 20 Oktober, Ada Rahasia Besar Apa Hingga Om Irvan Menyembunyikan Keberadaan Jessica

“Tidak akan tercapai kemuliaan Islam dan kebangkitan syariatnya di dalam negeri-negeri jajahan,” kata Kiai Hasyim Asy’ari.

Demikian jelas bahwa syarat tegaknya syariat Islam adalah kemerdekaan dari penjajah asing.   Keberadaan penjajah dianggap Kiai Hasyim Asy’ari akan menyulitkan penegakan syariat Islam.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: NU Online

Tags

Terkini

Terpopuler