Ternyata Beras Basmati Indonesia Sudah Diluncurkan di Subang pada 2019

16 Juni 2021, 14:15 WIB
Beras Basmati yang dikembangkan oleh PB Padi Sukamandi, Subang /kementan.go.id/

DESKJABAR – Sebenarnya beras basmati yang hanya tumbuh di bagian utara India dan Pakistan, ternyata sudah bisa diproduksi alias bisa ditanam di lahan lokal dan sudah diluncurkan oleh Kementerian Pertanian pada Februari 2019.

Mengutip dari kementan.go.id, Kementan melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) telah berhasil menciptakan varietas beras basmati yang dapat ditanam di dataran rendah, tanpa menghilangkan ciri khas ukuran beras basmati  yang lebih panjang dibandingkan beras pada umumnya.

Bahkan, saat Sekjen Kementan terdahulu yakni Syukur Iwantoro saat mengunjungi PB Padi, Sukamandi, Subang pada awal tahun 2019 menyatakan bahwa produktivitas varietas basmati yang dikembangkan di Sukamandi, lebih tinggi dibandingkan varietas aslinya.

Baca Juga: Kinerja Ekspor Indonesia pada Mei 2021 Terbaik di Asia

Produktivitas varietas basmati BB Padi mencapai 8,2 ton per hektare, sementara varietas basmati asli hanya sekitar 5,6 ton per hektare.

Sesuai dengan keterangan yang diberikan Kepala BB Padi saat itu yakni  Priatna Sasmita, pengembangan varietas basmati di Indonesia ini membutuhkan waktu kurang lebih 10 tahun.

Ketika awalnya benih dibawa langsung dari Pakistan dan diujicoba di kebun percobaan BB Padi, benih tersebut tidak bisa dibudidayakan karena tidak adaptif dengan lahan di Indonesia.

 “Beruntung kita memiliki pemulia tanaman yang tidak hanya pintar dan ulet, tapi juga memiliki kesabaran sehingga akhirnya kita bisa memiliki beragam varietas yang bisa ditanam di berbagai kondisi lahan,” ujar Syukur.

Baca Juga: Tak Bisa Keluar Rumah, Inilah Tips Meningkatkan Kualitas Panggilan Video

Bahkan ketika itu beras yang dinamai Baroma atau Beras Basmati Aromatik, sudah menarik minat para investor, termasuk dari kawasan Timur Tengah.

“Investor sudah sangat siap untuk menanamkan modal. Timur Tengah permintaannya unlimited. Pemerintah provinsi Kalimantan Tengah juga sudah menyiapkan lahan sekitar 300.000 hektare yang bisa ditanami varietas benih unggul padi kita,” ujar Syukur.

Sementara itu, mengutip laman litbang.kementan.go.id, saat itu Priatna Sasmita memaparkan bahwa perakitan padi unggul beras Basmati telah dilakukan selama 10 tahun sejak tahun 2007.

Perakitan dilakukan dengan menggunakan plasma nutfah yang ada dan  telah menghasilkan sejumlah rekombinasi persilangan yang potensial menghasilkan galur-galur harapan dengan hasil setara atau lebih tinggi dari padi tipe Basmati.

Baca Juga: Nitendo Luncurkan Cuplikan Legend of Zelda:Breath of the Wild2 dan Metroid Prime 4 di E3 Streaming

Beberapa galur yang diusulkan pada sidang penilaian varietas tanaman pangan, salah satunya adalah varietas tipe Basmati yang merupakan hasil persilangan antara  tetua varietas/galur asal Indonesia dengan Basmati asal Pakistan.

Prosedur perakitan/pemuliaan menggunakan metode seleksi Pedigree, Bulk, dan seleksi silang berulang.

Hasil persilangan tersebut menghasilkan berbagai galur dan dua  diantaranya merupakan galur harapan yang mempunyai sifat agronomis seperti Basmati namun bisa berdaptasi bagus pada ekosistem di Indonesia dengan potensi hasil tinggi.

“Tanpa menghilangkan ciri khas  tipe basmati,  yaitu beras agak pera dan ukurannya lebih panjang (1,5-2,0 kali) dibandingkan beras pada umumnya. Harapannya, varietas dengan tipe beras tersebut bisa dikembangkan di Indonesia, dapat memenuhi kebutuhan pasar yang semakin meningkat,” tuturnya ketika itu.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Kementan RI

Tags

Terkini

Terpopuler