DESKJABAR - Pada Juni 2012, Assange melarikan diri ke Kedutaan Besar London di London. Kalah dalam upayanya untuk mencegah ekstradisi ke Swedia, di mana dia dicari untuk proses interogasi atas dugaan kejahatan seksual.
Assange tetap di kedutaan, hidup dalam kondisi terbatas, sampai keluar pada April 2019.
Meskipun kasus Swedia terhadapnya telah mendapat pembatalan saat itu. Penahanan masih berlaku karena melanggar ketentuan jaminan Inggris dan para pendukungnya kehilangan jaminan sebesar 93.500 pound ($ 127.076)
Baca Juga: Pendiri WikiLeaks Julian Assange akan mendapatkan kepatastian kebebasan Rabu 06/01/2021.
Baca Juga: Iran Masih Belum Dapat Memperoleh Puluhan Miliar Dollar Asetnya di Negara-Negara Ini
Dia tetap berada di balik jeruji besi setelah menyelesaikan masa hukumannya sambil menunggu hasil dari kasus ekstradisi AS. Mencakup banding apa pun oleh Amerika Serikat. Baraitser sebelumnya menolak jaminannya.
Mitra Assange, Stella Moris, mereka memiliki dua anak saat bersembunyi di kedutaan. Mengatakan mereka tidak bisa merayakannya selama dia masih di penjara.
“Kami akan merayakan hari dia pulang,” kata Stella.
Baca Juga: Penggunaan Masker Picu Peningkatan Operasi Plastik, Stimulus Pemerintah Banyak Terserap Klinik
Pengacara Assange Edward Fitzgerald mengatakan pada hari Senin bahwa putusan ekstradisi tersebut memberikan cahaya baru atas keputusan jaminan.
Tetapi Nick Vamos, pengacara di firma Peters & Peters yang berbasis di London dan mantan kepala ekstradisi di Layanan Penuntutan Mahkota Inggris, mengatakan dia mengharapkan tawarannya tidak berhasil.
"Untuk melakukannya, dia harus menunjukkan beberapa perubahan dalam situasi. Misalnya risiko COVID-19 di Belmarsh, selain keputusan ekstradisi yang menguntungkannya," kata Vamos. "Saya berharap permohonan jaminannya gagal."***