Tertutup dan Rahasia
Keberatan Perkumpulan Panahan se-Kota Bandung berikutnya masih berkaitan dengan pemilihan atlet Popnas yang dilakukan dengan tertutup dan rahasia.
Baca Juga: Kemarau El Nino Mengancam Sampai Oktober 2023, BNPB Siapkan Hujan Buatan
Menurut Robby, hal itu didasarkan pada pengakuan Wakil Ketua II Pengprov Jabar yang membawahi Bidang Pembinaan Prestasi sebagai pelaksana pemilihan atlet.
Dikatakan Robby, pemilihan atlet yang tertutup dan rahasia ini berpotensi merugikan dan melanggar hak-hak atlet lain yang layak untuk mengikuti seleksi atlet Popnas.
Hal itu dikarenakan hasil Popda XIII 2023, telah menelurkan 30 atlet peraih medali emas yang seharusnya memiliki kesempatan yang sama mengikuti seleksi.
“Kami menilai, proses rahasia dan tertutup akan menciptakan kondisi ketidakadilan bagi atlet lain. Hal ini jelas-jelas melanggar tujuan olahraga itu sendiri yang dapat menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportifitas, kompetitif, dan disiplin,” ujar Robby.
Diduga Ada Kolusi dan Nepotisme
Lebih lanjut, dikatakan Ketua Vieneth Archery Club, Alexander R Mudrig, dari 30 atlet peraih medali emas pada kompetisi Popda XIII 2023, hanya 5 atlet yang diusulkan mengikuti Popnas. Sedangkan total usulan ada 18 atlet.
Baca Juga: REKOMENDASI 5 HP Harga 2 Jutaan yang Cocok untuk Ngevlog Bagi Pemula, Gambar Dijamin Tidak Burik
Hal itu jelas mencerminkan adanya pengusulan atlet yang tidak berdasar sehingga patut diduga adanya kolusi dan nepotisme dalam proses penyusunan atlet Popnas.
“Bahkan ditemukan ada nama atlet yang merupakan putra pejabat di Pengprov Jabar yang tidak mengikuti ajang Popda XIII. Tentu, ini jelas tidak sesuai dengan persyaratan,” ujar Alexander.
Di lain pihak, Ketua Umum Pengkot Perpani Kota Bandung, Deni Danurwenda turut mendukung pernyataan sikap keberatan yang disampaikan oleh klub-klub di bawah binaan Kota Bandung.
Menurut Danur, praktik pemilihan atler yang penuh dengan kepentingan pihak tertentu yang menjurus pada praktik kolusi dan nepotisme harus dikikis habis.