DESKJABAR - Turnamen pramusim bagi sejumlah klub di liga-liga Eropa sangat berbeda dengan iklim sepak bola Indonesia.
Di liga-liga Eropa, pramusim dijadikan ajang pemantapan tim, untuk mengukur kesiapan sebelum tampil impresif di kompetisi Liga.
"Pramusim bagi sejumlah klub Eropa selalu berbeda dengan apa yang kami kerjakan di sini," kata Robert Alberts.
Kalah atau menang di turnamen pramusim tidak membuat mereka panik. Justru dianggap sebagai warning untuk memperbaiki kekurangan.
Di Indonesia, justru sebaliknya. Turnamen pramusim yang diikuti oleh seluruh kontestan Liga 1 dianggap "sakral" dan bergengsi.
Tim peserta, terutama tim papan atas berlomba menjadi yang terbaik. Alias jadi juara. Karena belum tentu bisa juara di kompetisi Liga 1.
"Ini seharusnya bisa menjadi pengingat bagi kami sendiri, tentang apa pramusim ini seharusnya," ungkap Robert Alberts.
Baca Juga: Persib di Grup Neraka, Siapa Takut? Robert Alberts Siapkan Nyali Baja Pemain
Atmosfer sepakbola Indonesialah yang membuat turnamen pramusim punya tempat tersendiri dan sangat bergengsi.