Network
DESKJABAR - Ditumbangkan Bali United, posisi Persib Bandung langsung terjun bebas. Tim kebanggaan masyarakat Tanah Pasundan pun terlempar dari tiga besar.
Mengoleksi 37 point Persib Bandung yang sempat jadi pemuncak klasemen sementara, molorot ke posisi keempat. Persib Bandung dikudeta Arema FC, Bhayangkara FC dan Persebaya Surabaya.
Arema jadi pemuncak klasemen karena mengantongi nila 40. Nilai yang sama dituai Bhayangkara, tapi kalah selisih gol. Disusul Persebaya 39 point. Dan Persib Bandung di peringkat empat.
Hal yang tidak terduga. Pasalnya Persib Bandung mengawali putaran kedua Kompetisi Liga 1 dengan hasil positif. Persita Tangerang yang jadi lawannya dilucuti 1-0.
Laga kedua melawan Bali United pun kepercayaan diri Persib Bandung lagi tinggi-tingginya. Persib Bandung optimis meraih nilai sempurna.
Namun faktanya bertolak belakang. Bali United lebih on fire. Sementara Persib Bandung tidak bisa menampilkan permainan terbaiknya.
"Kami membiarkan tim ini kalah. Kami tidak melakukan apa yang harus dilakukan dan kami bertanggung jawab atas kekalahan tersebut," kata Robert Alberts pada wartawan, Sabtu 15 Januari 2022.
Imbasnya, Persib Bandung kehilangan kebanggaan. Prestasinya ternoda. Pamor dan reputasinya meredup. Tidak lagi disebut-sebut tim hebat.
Karena Persib jadi satu-satunya tim di peringkat atas yang selalu kalah dari tim rival. Persib bertekuk lutut dari Arema, Persija Jakarta, Persebaya dan Bali United.
"Sebagai tim yang punya inspirasi menjadi juara di Kompetisi Liga 1 musim ini, harusnya Persib bisa memenangkan laga wajib keduanya," kata Robert Alberts.
Tapi yang terjadi Squad Robert Alberts limbung. Tidak kuat menahan gempuran pesaingnya di laga big match yang jadi perhatian bola nasional.
Persib Bandung kalah kreatif dalam menghamparkan sepak bola prestasi. Taktik dan strateginya macet. Sepak terjangnya mudah dihentikan
"Memang ada perasaannya tidak bagus, pasca kekalahan ini. Kami merasakan kekecewaan. Kami kalah dari Bali (United) yang sama-sama merupakan kandidat juara," sesal Robert Alberts.
Kini kerja berat harus dilakukan kubu Persib Bandung jika mereka ingin kembali merangsek ke papan atas dan merusak peta kekuatan tim-tim di atasnya.
Semua laga wajbnya harus dianggap real final. Siapapaun lawannya harus bisa dilipat. Nilai maksimal harus menjafi nafas prestasinya. Tidak boleh lagi meraih hasil minimal, apalagi kalah.
"Kami harus bertanggung jawab atas kekalahan kemarin. Dan menggantinya saat bentrok dengan Borneo FC. Melawan Borneo FC kami ingin menunjukkan permainan yang berbeda," janji Robert Alberts.***
