FAKTA Unik Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang dan Tragedi Pertandingan El Savador vs Honduras Pemicu Perang

4 Oktober 2022, 09:27 WIB
Masyarakat El Savador berkumpul sebelum Tentara mereka menyebur Hondiras usai pertandingan sepakbola Babak Kualifikasi Piala Dunia 1970 /sport-bible.com/

DESKJABAR – Deretan hari kelam sepakbola dunia kembali bertambah setelah tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu 1 Oktober 2022 menelwan 125 korban tewas.

Jumlah korban tewas yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, menempatkannya pada posisi ke-4 sebagai tragedi sepakbola dengan jumlah korban tewas terbanyak.

Tragedi terparah dengan jumlah korban tewas terbanyak terjadi pada pertandingan antara El Savador vs Honduras di Mexico City pada 26 Juni 1969.

Baca Juga: BUNTUT Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Keuangan Klub Liga 1 Terancam, Inilah Potensi Kerugian Persib

Pertandingan El Savador vs Honduras dalam rangka babak kualifikasi Piala Dunia 1970. Kerusuhan antar supporter telah menewaskan sebanyak 2.100 orang.

Namun ada fakta unik yang perlu diketahui publik terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang dan tragedi pertandingan El Savador vs Honduras pada 1969.

Fakta unik inilah yang cukup membedakan kedua tragedi ini ddengan kerusuhan-kerusuhan yang umum terjadi di pertandingan sepakbola, seperti haknya tragedy di Stadion Heysel, Inggris saat partai final Liga Champions 1985.

Saat itu pertandingan antara Liverpool vs Juventus akhirnya ditunda akibat kerusuhan kedua supporter yang telah menewaskan 39 penonton.

Inilah fakta unik keduanya :

1.Fakta tragedi Stadion Kanjuruhan

Tragedi ini terjadi saat pertandingan antara dua rival utama yakni antara Arema Malang menghadapi Persebaya Surabaya.

Baca Juga: Kemana Willy Preman Pensiun 6? Lama Tak Muncul Terminal Dipimpin Toni: Ini Aktivitas Willy Sekarang!

Meski mereka berada dalam satu provinsi yakni Jawa Timur, namun kedua suporternya dikenal sebagai rival utama yang sangat bersaing keras di antara keduanya.

Suporter fanatik Arema menamakan diri Aremania, sedangkan suporter Persebaya Surabaya menamakan diri Bonek.

Namun fakta unik yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu 1 Oktober 2022 adalah kerusuhan bukan diakibatkan oleh kerusuhan antara Aremania melawan Bonek, karena pada pertandingan tersebut Bonek dilarang datang ke stadion.

Justru kerusuhan berawal dari upaya Aremania yang ingin turun ke lapangan sebagai bentuk ketidakpuasan atas kekalahan Arema 2-3 dari Persebaya.

Kerusuhan antara supporter Arema dengan pihak keamanan pun tidak terhindarkan dan polisi pun menembakkan gas air mata bukan water canon.

Informasi awal jumlah korban tewas bahkan hingga mencapai 187 orang. Namun penjelasan pihak Polri setelah dilakukan penelusuran di rumah sakit yang ikut menangani korban, jumlah tewas 125 orang.

Tidak hanya supporter, tercatat 2 anggota polisi juga tewas saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yakni Briptu Fajar Yoyok Pujiono (Polsek Dongko, Trenggalek) dan Bripka Andik Purwanto (anggota Polsek Sumbergempol, Tulungagung).

Baca Juga: Dedi Mulyadi Klarifikasi Soal Istri Pertama dan Istri Keduanya: Memang Benar, Tetapi...

2.Fakta Tragedi El Savador vs Honduras

Tragedi terjadi pada pertandingan babak kualifikasi Piala Dunia 1970. Pertandingan tanggal 26 Juni 1969 di stadion Mexico City tersebut merupakan pertandingan ketiga.

Kerusuhan yang terjadi sebenarnya tidaklah murni dipicu oleh kerusuhan antar suporter keduanya, tetapi karena pada saat itu kondisi antara El Savador dan Honduras tengah memanas di ambang peperangan.

Pada pertandingan pertama yang berlangsung Tegucilpaga Honduras, 6 Juni 1969 tuan rumah berhasil mengalahkan El Savador.

Pada pertandingan kedua 15 Juni 1969, giliran tuan rumah El savador menang 3-0 atas Honduras.

Di kedua pertadingan tersebut kedua suporter berlangsung panas. Hal ini terjadi karena pertandingan berlangsung di tengah hubungan antara El Savador dengan Honduras tengah memanas di ambang peperangan.

Bahkan menjelang pertandingan ketiga penentuan pada 26 Juni 1969, Honduras memutuskan hubungan diplomatic dengan El Savador.

Sebelum pertandingan di Meksiko, baik penguasa Honduras maupun El Savador memberikan pidato propaganda kepada para pemainnya, termasuk mengiriman sejumlah suporter untuk mendukung timnya masing-masing.

Baca Juga: Jumlah Korban Tragedi Kanjuruhan Jawa Timur Beda Versi, Ini Data yang Dikeluarkan Kementrian Kesehatan RI

Alhasil saat pertandingan terjadi kerusuhan antara kedua suporter yang menewaskan sebanyak 2.100 penonton.

Pertandingan tersebut kemudian disebut-sebut sebagai sepakbola perang, sebab seusai kerusuhan tersebut pada 14 Juli 1969 meletuslah perang antara El Savador dengan Honduras.

Pesawat Angkatan Udara El Savador mengebom seju,lah wilayah di Honduras, dan disusul dengan invasi tentara El Savador ke Honduras.

Perang yang berlangsung selama 4 hari itu telah menimbulkan korban sebanyak 250 tentara dan 2.000 penduduk Hondiras tewas.

Sedangkan di pihak El Savador sebanyak 2000 korban tewas.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler