Yang tercatat di laporan pergantian shift, kata dia melanjutkan, hanyalah pemberitahuan bahwa tombol reset sudah terpakai.
Ia menyampaikan keterangan tersebut terkait laporan akhir tim investigasi KNKT yang menunjukkan bahwa anomali berupa uncommanded signal menjadi penyebab kecelakaan kereta api di Cicalengka, Jawa Barat yang melibatkan Kereta Api 350 Commuterline Bandung Raya dan KA 65A Turangga relasi Surabaya Gubeng–Bandung.
Faktor confirmation bias
Selain anomali sinyal tersebut, Gusnaedi juga menyebutkan adanya faktor confirmation bias yang turut berkontribusi dalam kecelakaan tersebut.
Confirmation bias, kata dia menjelaskan, mempengaruhi proses pengambilan keputusan PPKA Stasiun Cicalengka dan PPKA Stasiun Haurpugur untuk memberangkatkan kereta api dari masing-masing stasiun.
Seperti diberitakan, tabrakan maut Kereta Api 350 Commuterline Bandung Raya dan KA 65A Turangga relasi Surabaya Gubeng–Bandung di Cicalengka, Bandung, Jawa Barat, Jumat, 5 Januari 2024, menelan 4 korban jiwa yang semuanya merupakan petugas KA.
Sementara itu, total penumpang KA Turangga sebanyak 287 orang dan KA Commuterline sebanyak 191 penumpang, selamat. Akan tetapi, terdapat 22 penumpang yang luka ringan dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan.***