Bahaya Sesar Lembang di Jawa Barat, simak penjelasan dan mitigasi bencana gempa dari penelitian ITB

- 22 November 2022, 14:28 WIB
Foto udara Gunung Batu yang berada di jalur Sesar Lembang.  Diskar PB Kota Bandung berharap ada mitigasi jalur evakuasi
Foto udara Gunung Batu yang berada di jalur Sesar Lembang. Diskar PB Kota Bandung berharap ada mitigasi jalur evakuasi /ANTARA/Raisan Al Farisi/

DESKJABAR - Gempa 5,6 SR yang terjadi di Cianjur kemarin menunjukkan betapa besar potensi gempa di Jawa Barat.

Banyak orang yang mengaitkan gempa yang terjadi di Cianjur ini dengan pergerakan Sesar Lembang yang membentang sepanjang Jawa Barat.

Lantas apa yang dimaksud dengan Sesar Lembang? Simak penjelasan dan penelitian dari Institut Teknologi Bandung berikut ini.

Sesar Lembang yang terletak di Jawa Barat berlokasi di utara jantung kota Bandung.

Baca Juga: Waspada! Jika GEMPA SESAR LEMBANG Terjadi, Wilayah Ini Paling Rusak Parah, Begini Penjelasan Pakar Gempa ITB

Tepatnya sekitar 12 km dari kampus ITB.

Meskipun lokasi Sesar Lembang berdekatan dengan pemukiman penduduk, informasi geologi mengenai sesar ini belum memadai.

Sesar merupakan tempat terjadinya gempa bumi.

Terdapat beberapa literatur yang membahas mengenai pembentukan Sesar Lembang, yang sebagian besar meyakini bahwa sesar tersebut terbentuk berkaitan dengan aktivitas vulkanik Kompleks Gunung Sunda.

Sebagian besar peneliti terdahulu menyatakan bahwa terbentuknya Sesar Lembang berkaitan dengan proses vulkanik Gunung Sunda pada kala Kuarter dan termasuk ke dalam jenis sesar normal.

Namun, Haryanto (2004), menyatakan bahwa Sesar Lembang merupakan sesar antitetik dari Sesar Cimandiri yang terbentuk pada tektonik Plio-Pleistosen.

Perbedaan pendapat ini memiliki dampak yang cukup besar terhadap resiko bencana gempa bumi yang ditimbulkan oleh Sesar Lembang.

Baca Juga: Potensi Gempa Bumi, Akibat Patahan Sesar Lembang: Luhut Binsar Panjaitan Ingatkan Warga Kota Bandung Cimahi

Hingga saat ini masih menjadi perdebatan apakah resiko gempa bumi dari Sesar Lembang apakah berasal dari runtuhan vulkanik Gunung Sunda atau tektonik Sesar Cimandiri yang diketahui sebagai sisa dari jalur subduksi tua.

Lalu apa kaitannya Sesar Lembang, Sesar Cimandiri dan Gunung Sunda?

Secara sederhana, bila Sesar Lembang terbentuk akibat proses vulkanik Gunung Sunda ratusan tahun lalu, maka ada potensi aktivitas magma.

Sesar ini akan memiliki jenis pergerakan sesar normal dimana blok bagian utara terhadap blok bagian selatan.

Karena dapur magmanya terletak di bagian utara.

Lalu jika Sesar Lembang ini berasal dari bagian tektonik Sesar Cimandiri maka sesar ini akan berdampak cukup besar.
Sesar ini akan bergerak dalam sistem sesar naik karena jurus sesarnya yang berarah barat-timur dan arah tegasan pada kala tektonik Plio-Pleistosen adalah utara-selatan.

Baca Juga: KABAR TERKINI Gempa Cianjur, BIN Jawa Barat Buka Posko Korban Gempa di Tiga Titik dan Salurkan Bantuan

Dikutip Desk Jabar dari tesis Pretty Rosanawita (2014), GEOLOGI DAN KARAKTERISTIK GEOMORFOLOGI SESAR LEMBANG, JAWA BARAT (Magister Tesis), Retrieved from digilib.itb.ac.id, mengungkapkan beberapa kesimpulan dari sesar Lembang.

Sesar Lembang bagian timur terbentuk pada kisaran umur yang lebih tua dibandingkan dengan bagian barat.

Yakni paling tidak 200.000 - 180.000 tahun lalu untuk bagian timur dan 24.000 - 62.000 tahun yang lalu untuk bagian barat.

Mekanisme pembentukan Sesar Lembang bagian timur hampir serupa dengan bagian barat, yaitu sama-sama sebagai circumferential dike yang runtuh saat terbentuknya kaldera.

Perbedaannya adalah pembentukan Sesar Lembang bagian timur berkaitan dengan aktivitas vulkanisme yang lebih tua, yaitu Gunung Sunda.

Sedangkan Sesar Lembang bagian barat berkaitan dengan aktivitas Gunung Tangkuban Perahu yang berumur lebih muda.

Hasil analisis stress field regional mengindikasi bahwa Sesar Lembang tidak sama dengan genetika sistem Sesar Cimandiri-Rajamandala.

Baca Juga: Penyebab Gempa Cianjur Kata BMKG, Lembang dan Bandung Harus Waspada!

Namun berdasarkan pergerakannya yang terjadi saat ini, kedua sesar tersebut sama-sama memiliki pergerakan leteral mengiri.

Sesar Lembang telah dipetakan dengan sangat baik oleh Daryono (2016) yang telah diadopsi pada buku Sumber dan Bahaya Gempa Nasional 2017, berbentuk memanjang dari Barat ke Timur sepanjang 29 km, melewati 5 kecamatan di Kabupaten Bandung Barat yaitu Kecamatan Padalarang, Ngamprah, Cisarua, Parongpong, dan Kecamatan Lembang.

Sementara itu dikutip dari situs Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, ITB (201) Sesar Lembang merupakan sesar yang aktif dengan potensi gempa setara dengan magnitudo 6.8 dan goncangan gempa diprediksi setara dengan 0.4-0.6 g atau setara dengan VI-IX MMI (sangat kuat) di seluruh wilayah Metropolitan Bandung (PuSGeN, 2017; BMKG, 2017).

Menurut Daryono (2016), Sesar Lembang terakhir bergerak pada sekitar 500 tahun yang lalu.

Sesar Lembang diperkirakan memiliki periode ulang berkisar antara 500- 600 tahun

Meskipun sudah banyak ditulis di media massa baik lokal maupun nasional, namun pengetahuan masyarakat Bandung, dan khususnya sekitar Lembang masih belum cukup memadai.

Seberapa bahaya pergerakan Sesar Lembang bagi Jawa Barat?

Pakar Gempa dari Fakultas dan Teknologi Kebumian Institut Teknik Bandung (ITB), Irwan Meilano mengatakan, jika gempa sesar Lembang terjadi akan berdampak ke sejumlah daerah.

Dirangkum dari channel YouTube-nya, Selasa (25/1/2022), Irwan menerangkan apabila terjadi gempa di sesar Lembang, maka akan mengguncang wilayah Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung, Majalaya, Ibun, Paseh, dan Pacet.

Baca Juga: 5 Pemain Kunci yang Memperkuat Tim Nasional Argentina di Piala Dunia Qatar 2022

"Yang paling terdampak cukup besar itu Kab. Bandung, Lembang, yang berbatasan dengan Maribaya, Subang, dan berbatasan dengan wilayah Sumedang, serta Kota Bandung," kata Irwan, dalam konten yang berjudul "Sesar Lembang dan Ketahanan Terhadap Bencana."

Dia menjelaskan, goncangannya akibat gempa sesar Lembang cukup besar. Perkiraan berdasarkan model saja, beberapa daerah di Kota Bandung akan mengalami kerusakan parah.

***

Editor: Ririn Fitri Astuti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah