54 PMI Diduga Jadi Korban Perdagangan Manusia, Konten Kreator TikTok Ajak Netizen Bantu Sebarkan Informasi

- 27 Juli 2022, 20:06 WIB
Ilustrasi pekerja migran Indonesia (PMI). / Antara / Ogen
Ilustrasi pekerja migran Indonesia (PMI). / Antara / Ogen /

Mirisnya, para PMI tersebut ternyata saat di Kamboja malah dipekerjakan sebagai operator yang tugasnya melakukan penipuan dengan modus investasi bodong. 

Tak hanya itu, jam kerja dan bayaran atau gajinya pun sangat jauh dibandingkan penawaran awal, yang membuat 54 PMI tersebut akhirnya percaya dan mau dipekerjakan di Kamboja. 

Dalam sebuah keterangan dari salah satu PMI yang disekap di Kamboja tersebut, mereka bahkan ketika izin tidak masuk karena sakit, maka gajinya dipotong sebesar US$200. 

"Uang lembur tidak pernah diberikan. Kami tduur dalam satu kamar yang berisi 14 orang beralaskan matras," ujar salah satu PMI yang disamarkan namanya menjadi Rinto, dikutip dari Mediakepri.co pada Rabu, 27 Juli 2022. 

Hal yang lebih miris lagi, mereka bekerja di lantai 7 serta tidak boleh keluar dari area gedung tersebut selama bekerja di sana. 

Lalu soal makanan, terdapat kantin dan minimarket di dalam gedung dekat pantai (Teluk Thailand) tersebut, namun makanan yang disajikan kebanyakan mengandung babi. 

Adapun kudapan dengan bahan daging ayam, tersedia hanya beberapa hari saja. Lalu diduga, tak hanya 54 PMI tersebut saja yang disekap di perusahaan Kamboja itu, tetapi diperkirakan ada ratusan pekerja dari Indonesia yang bernasib sama.

Baca Juga: 3 Bekas Tembakan di Wajah Brigadir J Jadi Perdebatan, Komnas HAM Periksa Bharada E dan Para Ajudan Ferdy Sambo

Menurut keterangan Rinto, para PMI yang disekap di Kamboja tersebut juga sudah meminta untuk dipulangkan. Namun sayangnya perusahaan investasi bodong itu meminta uang tebusan sebesar 45-60 juta sebagai gantinya.

Rinto menuturkan bahwa dirinya dan para PMI lainnya tak punya uang sebesar itu, akibatnya mereka terpaksa harus tetap bekerja. 

Halaman:

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: TikTok Mediakepri.co


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah