DESKJABAR - Arteria Dahlan minta maaf soal pernyataannya saat rapat kerja Komisi III dengan Jaksa Agung ST Burhanuddin pada 17 Januari 2022, seperti dikutip Refly Harun, ahli hukum tata negara dan pengamat politik Indonesia, pada kanal youtube YouTube Refly Harun yang tayang pada 20 Januari 2022.
Dari permintaan maaf Arteria, Refly membahas dua yang digaris bawahi, sensibilitas dan political sensibility.
"Saya tidak mengerti, kenapa orang seperti Arteria Dahlan ini tidak punya sensitivitas terhadap hal-hal yang berbau sara, karena dia harus paham," ujar Rafly.
Di Indonesia, menurut Rafly, bila menyinggung soal suku agama ras, selain akan bermasalah dalam sisi hukum, juga bermasalah dalam sosial politik.
"Dan yang kita hadapi adalah kelompok masyarakat yang banyak, bayangkan kalau dia (Arteria. Red) memancing sentimen sunda misalnya, berapa banyak orang Sunda di republik indonesia ini", kata Refly.
Seorang politisi, menurut Refly, akan terasa aneh bila tidak punya sensibilitas, baik itu sensibilitas hukum, juga dari sisi sosial politik. "Karena dia sarjana hukum, juga komisi III", tutur Refly.
Mengenai masalah ini dari sisi sosial, pasti ada penolakan masyarakat, dari sisi politik, menurut Refly, hal ini bisa dimanfaatkan rivalitas politik, baik dari dalam maupun dari luar partainya.
"Jadi pembelajaran bagi kita semua, mudah-mudahan saya juga tidak terjerembab pada isu isu yang berbau sara, agar harus berhati-hati mengungkapkan hal-hal yang bersifat sara", ungkap Refly.
Editor: Ferry Indra Permana