Info Gempa Terbaru: BMKG Sarankan Warga yang Tinggal di Zona Rawan Gempa dan Tsunami untuk Pindah

- 21 Januari 2022, 07:42 WIB
Suasana kegiatan belajar mengajar di tenda sementara di MTs Mathlahul Anwar Sumur, Pandeglang, Banten, Senin, 17 Januari 2022. Proses kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut terpaksa dilaksanakan di tenda darurat karena sebagian ruang kelas rusak akibat gempa M 6,7 yang terjadi Jumat 14 Januari 2022.
Suasana kegiatan belajar mengajar di tenda sementara di MTs Mathlahul Anwar Sumur, Pandeglang, Banten, Senin, 17 Januari 2022. Proses kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut terpaksa dilaksanakan di tenda darurat karena sebagian ruang kelas rusak akibat gempa M 6,7 yang terjadi Jumat 14 Januari 2022. /ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/YU/

Sementara itu, pakar dari Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Dr Iyan Haryanto menyebut wilayah Banten rawan gempa bumi tektonik karena masuk dalam wilayah Prisma Akresi.

Ia menjelaskan, Prisma Akresi merupakan wilayah yang rawan terjadi gempa bumi karena berada di atas pusat-pusat gempa. Wilayah ini merupakan kumpulan dari sesar-sesar naik atau sesar yang mengangkat akibat proses penumbukan atau penunjaman.

Ia menerangkan, jika salah satu patahan menunjam ke bawah, maka di sisi satunya akan terangkat akibat proses penunjaman tersebut.

"Salah satu wilayah Indonesia yang berada di kawasan sesar Prisma Akresi adalah Pulau Nias di Sumatra Utara," kata Iyan di laman resmi Unpad seperti yang dilansir Antara, Rabu, 19 Januari 2022.

Baca Juga: Kesimpulan Bareskrim Polri Berikut Ancaman 2 Pasal KUHP Untuk Terduga Pembunuh, KILAS BALIK KASUS SUBANG

 

Meski titik gempa di selatan Jawa kerap berada jauh dari daratan, Iyan meminta masyarakat di daratan tetap waspada. Karena sesar aktif di daratan juga berperan mempercepat rambatan getaran akibat gempa di lautan.

"Hal ini yang menjadi faktor mengapa suatu gempa bumi bisa terasa hingga wilayah yang cukup jauh dari titik gempanya," kata Iyan.

Oleh karena itu, pengetahuan masyarakat akan mitigasi kebencanaan harus diperkuat. Minimnya pengetahuan mitigasi bencana akan berdampak fatal ketika bencana gempa bumi terjadi.***

 

Halaman:

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Antara Dok. DeskJabar.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah