Allah SWT berfirman: "Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan." (Q.S. Al- Anam;108)
Quraish Shihab menuturkan bahwa tidak ada anjuran dalam Al Qur'an untuk menggangu ritual adat orang lain dengan memaki apalagi dalam hal ini sampai menendangnya.
Allah SWT menjadikan manusia mencintai sesuatu, mengganggap baik sesuatu, janganlah menjadi pertentangan manusia mengenai baik buruknya itu.
Karena pada akhirnya Tuhan-lah yang akan memberi keputusan, yang berhak menentukan benar atau salahnya di hari akhir nanti.
Manusia hanya harus menghormati apa yang berbeda dengan yang dia yakini. Karena menghormati bukan berarti setuju.
Sesajen yang diberikan oleh suku Tengger di gunung Semeru adalah suatu adat, suatu kebiasaan dan kepercayaan yang mereka junjung tinggi.
Allah SWT berfirman: "... bagi kami amalan kami, dan bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati," (QS..Al-Baqarah: 139)
Kita memiliki kegiatan (amal) sendiri, mereka punya kegiatan sendiri. Silahkan masing-masing. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengurangi pertikaan dan perpecahan.
Dalam pandangan Islam, adat kebiasaan itu terbagi menjadi tiga yaitu: pertama, yang sesuai dengan nilai-nilai agama islam (ma'ruf).