Poin kedua adalah yang bertentangan dengan agama Islam, jika itu berupa kepercayaan maka lakum diinukum wa liya diin, "untukmu agamamu, untukku agamaku," ( QS. Al-Kafirun:6)
Poin ketiga yang bersifat abu-abu, Islam berusaha untuk meluruskannya, memperbaikinya.
Hal ini terjadi saat penyebaran Islam oleh Wali Songo, karena masih banyak masyarakat yang menjunjung tinggi adat istiadat maka di'Islam' kan sesuai adat istiadat.
Di setiap daerah ada adatnya, ada kebiasaannya. Dan suatu hal yang agak sulit untuk menghimpun semua adat menjadi satu.
"Apakah aksi Lumajang menendang sesajen di Gunung Semeru mirip dengan kisah Nabi Ibrahim yang menghancurkan berhala?," ujar Najwa mengajukan pertanyaan kepada Quraish Shihab.
Baca Juga: Mengerikan, Ternyata Inilah 13 Hantu yang Dipercaya oleh Kalangan Masyarakat Jawa Barat
Quraish Shihab menyatakan bahwa pernyataan itu keliru karena pada dasarnya seorang Nabi itu membawa dua ajaran yaitu prinsip-prinsip dasar dan syariat.
Quraish memaparkan bahwa sikap Nabi Ibrahim yang menghancurkan berhala tidak harus diteladani karena Nabi SAW tidak menghancurkan berhala.
Nabi SAW pernah menghancurkan berhala di kota Makkah karena status kota Makkah saat itu sebagai kota suci.
Ada kebijakan di kota Makkah saat itu bahwa Makkah hanya diperuntukkan orang muslim saja namun bagi mereka yang menganut kepercayaan diperbolehkan untuk berada diluar kota Makkah. Kebijakan ini direstui oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.