EKSEKUTOR AMEL Lebih Lihai dari Polisi, Mungkin Pelaku Ahli Teknologi ? Ini Jejaknya di KASUS PEMBUNUH SUBANG

- 4 Desember 2021, 06:21 WIB
Kompilasi, penyidik sedang melakukan olah TKP pembunuh ibu dan anak di Subang, foto atas kiri, Pakar Hukum Heri Gunawan dan foto kiri bawah Anjas di Thailand
Kompilasi, penyidik sedang melakukan olah TKP pembunuh ibu dan anak di Subang, foto atas kiri, Pakar Hukum Heri Gunawan dan foto kiri bawah Anjas di Thailand /

DESKJABAR - Kasus pembunuh ibu dan anak di Subang terus menjadi perhatian publik mengingat teka teki siapa eksekutor algojo pembunuhan sadis itu belum juga terungkap.

Polisi terus memburu si tersangka pembunuh ibu dan anak di Subang. Segala kemampuan dikerahkan mulai dari penyidik bareskrim diturunkan, ahli forensik senior, dr Sumy Hastry Purwanti juga turun tangan dan kini penanganannya diambil alih Polda Jabar.

Memang berbagai pertanyaan yang muncul, memakan waktu hingga melintas 3 bulan tersebut sejak terbunuhnya Amalia Mustika Ratu (Amel) dan Tuti Suhartini itu apakah algojo eksekutor dan pelaku utamanya lebih lihai dari pada polisi?

Baca Juga: Cara Menyembuhkan Asam Urat Dengan Obat Herbal Alami Resep dr zaidul akbar

Hal ini juga yang menjadi bahasan dalam segmen analisa terbaru Anjas di kanal Youtube Anjas di Thailand, Jumat, 3 Desember 2021, Anjas menduga ada 4 alasan mengapa kepolisian seperti kesulitan untuk mengungkap tersangka kasus pembunuhan Subang tersebut.

 

"Apakah pelaku sebegitu profesional atau penyidiknya kurang begitu lihai? Untuk menjawab ini, aku tidak bisa. Faktanya sudah lebih dari tiga bulan tersangka kasus pembunuhan Subang belum juga diumumkan oleh kepolisian," ucap Anjas.

Anjas menduga, ada beberapa alasan mengapa pengungkapan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini berlarut-larut.

Menurut Anjas, tidak menutup kemungkinan tersangka eksekutor yang jadi algojo dalam hal ini dalangnya- cukup punya pengetahuan cara menghilangkan jejak di jasad, jejak digital, dan CCTV.

"Dia bukan ahli forensik, namun punya perencanaan yang baik. Ini jelas-jelas pembunuhan berencana," ujar Anjas.

Lalu Anjas juga menganalisa ada dugaan juga, mengapa tim penyidik kesulitan melakukan cross check jejak HP atau digital seperti BTS, labotarorium, BAP karena kemungkinan dalangnya hadir saat eksekusi korban pada tanggal 18 Agustus 2021, tetapi tidak membawa HP.

Sebab, kalau membawa HP, posisi dan titik-titik koordinatnya bisa diketahui dengan melacak HP dia menggunakan BTS.

Anjas pun berharap bulan Desember 2021 ini akan memberikan kabar baik bagi para pencari keadilan, juga bagi almarhumah Tuti Suhartini dan Amel.

Dia pun menyebut soal adanya pemeriksan saksi sampai belasan kali. Dalam pemeriksan berkali-kali itu bisa saja ada saksi yang saling tuduh dan memberikan keterangan yang berubah-ubah.

Baca Juga: Terbaru, BUKTI ADA REKAMAN BANPOL, Kasus Pembunuhan Subang, Bukti Yang Berseberangan dengan Polisi

"Misalnya begini, ada saksi A yang melapor dan ditulis dalam BAP pertama menuduh ada A, B, C, yang datang malam itu. Tapi kemudian BAP tersebut dianulir dengan mengatakan, oh saya salah ngomong. Sebetulnya, kesalahan ngomong ini saja sudah memberikan kecurigaan luar biasa," tuturnya.

Adanya keterangan saksi yang berubah-ubah itulah, kata Anjas melanjutkan, yang membuat pemeriksaan kasus pembunuhan Subang menjadi lama.

Penyidik yang tidak percaya 100 persen harus melakukan cross check dengan berbagai alat bukti. Semakin banyak keterangan yang berubah, semakin banyak juga hal yang harus di-cross check.

"Itu baru dari satu saksi dan satu hal saja. Ini salah satu alasan juga mengapa akhirnya kasus diambil alih Polda Jabar, dengan SDM yang jauh lebih banyak," kata Anjas.

Terakhir soal keterangan saksi yang tidak masuk akal atau ada dugaan kebohongan. Ada beberapa saksi yang saat berbicara di media masa kemudian diralat.

"Di media massa saja diralat, apa kabar dengan di BAP. Pasti tim penyidik pusing tiba-tiba BAP berubah, dan makan waktu panjang untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang framing," ucap Anjas. 

Baca Juga: Resep Obat Herbal Vertigo Ampuh Ala dr Zaidul Akbar

Sementara itu, sebelumnya pakar hukum pidana DR Heri Gunawan pun sempat menceritakan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini lama terungkap salah satunya sudah menyimpulkan pelakunya orang dekat.

Kemudian setelah pemeriksaan ternyata kesulitan untuk merangkaikan hasil penyidikan, olah TKP dan juga hasil forensik dengan pemeriksaan saksi tidak klop.

Sehingga belakangan juga kasus ini diambil alih oleh Polda Jabar, dan ini menandakan ketidakmampuan Polres Subang menangani kasus pembunuhan ini.

"Kalau diambil alih yang diatasnya itu, biasanya memang tidak mampu siap siap saja ada pergantian pimpinan di Polres Subang," ujarnya.

Selain ketidakmampuan, kemungkinan lainnya pelakunya mengetahui ilmu cara menghilangkan jejak, bisa saja ilmunya melebihi polisi dalam hal menghilangkan jejak. Buktinya nyaris tidak ada bukti, dan jejak dan minim saksi dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini.

Kemudian Heri Gunawan juga menyoroti soal  TKP malah sudah diacak acak sehingga tentu saja ini sudah sangat menyulitkan untuk melakukan forensik. Sehingga kasus ini menjadi lama terungkap.

Tapi meski begitu ahli forensik Dr Sumy Hastry Purwanti sudah optimis bahwa pihaknya sudah menemukan jejak secara ilmiah dan ini tidak perlu pengakuan untuk mengungkapnya.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x