EKSEKUTOR AMEL Lebih Lihai dari Polisi, Mungkin Pelaku Ahli Teknologi ? Ini Jejaknya di KASUS PEMBUNUH SUBANG

- 4 Desember 2021, 06:21 WIB
Kompilasi, penyidik sedang melakukan olah TKP pembunuh ibu dan anak di Subang, foto atas kiri, Pakar Hukum Heri Gunawan dan foto kiri bawah Anjas di Thailand
Kompilasi, penyidik sedang melakukan olah TKP pembunuh ibu dan anak di Subang, foto atas kiri, Pakar Hukum Heri Gunawan dan foto kiri bawah Anjas di Thailand /

"Dia bukan ahli forensik, namun punya perencanaan yang baik. Ini jelas-jelas pembunuhan berencana," ujar Anjas.

Lalu Anjas juga menganalisa ada dugaan juga, mengapa tim penyidik kesulitan melakukan cross check jejak HP atau digital seperti BTS, labotarorium, BAP karena kemungkinan dalangnya hadir saat eksekusi korban pada tanggal 18 Agustus 2021, tetapi tidak membawa HP.

Sebab, kalau membawa HP, posisi dan titik-titik koordinatnya bisa diketahui dengan melacak HP dia menggunakan BTS.

Anjas pun berharap bulan Desember 2021 ini akan memberikan kabar baik bagi para pencari keadilan, juga bagi almarhumah Tuti Suhartini dan Amel.

Dia pun menyebut soal adanya pemeriksan saksi sampai belasan kali. Dalam pemeriksan berkali-kali itu bisa saja ada saksi yang saling tuduh dan memberikan keterangan yang berubah-ubah.

Baca Juga: Terbaru, BUKTI ADA REKAMAN BANPOL, Kasus Pembunuhan Subang, Bukti Yang Berseberangan dengan Polisi

"Misalnya begini, ada saksi A yang melapor dan ditulis dalam BAP pertama menuduh ada A, B, C, yang datang malam itu. Tapi kemudian BAP tersebut dianulir dengan mengatakan, oh saya salah ngomong. Sebetulnya, kesalahan ngomong ini saja sudah memberikan kecurigaan luar biasa," tuturnya.

Adanya keterangan saksi yang berubah-ubah itulah, kata Anjas melanjutkan, yang membuat pemeriksaan kasus pembunuhan Subang menjadi lama.

Penyidik yang tidak percaya 100 persen harus melakukan cross check dengan berbagai alat bukti. Semakin banyak keterangan yang berubah, semakin banyak juga hal yang harus di-cross check.

"Itu baru dari satu saksi dan satu hal saja. Ini salah satu alasan juga mengapa akhirnya kasus diambil alih Polda Jabar, dengan SDM yang jauh lebih banyak," kata Anjas.

Halaman:

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x