Ia menegaskan bahwa Kementerian Kesehatan akan memastikan semua kantor karantina pelabuhan udara, laut, darat, bekerja dengan keras. Kebijakan yang berlaku, semua kedatangan internasional akan menjalani tes PCR.
"Jika orang tersebut positif harus dilakukan genome sequence untuk mengetahui ada tidaknya varian baru," ucapnya.
WHO studi varian Omicron
Varian Omicron diidentifikasi pertama kali pada 9 November 2021. Varian itu lalu ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjadi variant under investigation pada 24 November 2021.
Dalam dua hari, varian Omicron langsung ditingkatkan WHO menjadi variant of concern pada 26 November 2021. Indonesia menindaklanjuti pada 28 November 2021.
Ia menjelaskan, varian Omicron cepat menjadi variant of concern karena mutasinya sangat banyak. Total ada sekitar 50 mutasi.
Karena studi varian Omicron masih berjalan, Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat agar tidak termakan berita hoaks.
"Sampai saat ini, belum ditemukan indikasi bahwa Omicron ini meningkatkan keparahan. Untuk transmisi penularan, kemungkinan besar Omicron lebih cepat penularannya, sedang difinalisasi risetnya," ujarnya.
"Apakah Omicron bisa menurunkan kemampuan antibodi dari infeksi dan vaksinasi sebelumnya (escape immunity)? Kemungkinan besar iya, tapi belum konfirmasi. Kita tidak perlu terlalu panik, terburu-buru, dan mengambil kebijakan yang tidak berbasis data," kata Budi Gunadi Sadikin.