Tak Diundang di Acara Pengarahan Pemilu 2024, Karier Ganjar Pranowo di PDI Perjuangan di Ujung Tanduk

- 24 Mei 2021, 12:23 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Menurut Direktur Esekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Jakarta, Nyarwi Ahmad, karier Ganjar Pranowo di PDI Perjuangan di ujung tanduk.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Menurut Direktur Esekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Jakarta, Nyarwi Ahmad, karier Ganjar Pranowo di PDI Perjuangan di ujung tanduk. /Dok.Humas Pemprov Jateng/

DESKJABAR - Karier politik Ganjar Pranowo di PDI Perjuangan di ujung tanduk. Hal itu terlihat dari tidak diundangnya Gubernur Jawa Tengah itu dalam acara pengarahan Pemilu 2024 yang diselenggarakan DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah.

Direktur Esekutif Indonesian Presidential Studies (IPS)-Jakarta, Nyarwi Ahmad, mengatakan hal itu dalam keterangan tertulis, Senin, 24 Mei 2021. Terlebih acara itu dihadiri Puan Maharani sebagai ketua DPP PDI Perjuangan.

"Bukan tidak mungkin, nasib Ganjar Pranowo untuk dapat memaksimalkan karier politiknya melalui PDI Perjuangan sudah di ujung tanduk," kata Nyarwi Ahmad seperti dilansir Antara, Senin.

Baca Juga: BTS Sapu Bersih Empat Penghargaan di BBMA 2021, BTS: Terima Kasih Banyak Semua

Menurut dia, dari perspektif pemasaran politik ada hal menarik untuk dicermati di balik peristiwa tidak diundangnya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang merupakan kader PDI Perjuangan dalam acara pengarahan Pemilu 2024. 

Ia mengungkapkan data survei IPS awal April 2021, untuk 30 nama calon presiden, menunjukkan bahwa elektabilitas Ganjar Pranowo sebesar 14,4 persen. Elektabilitas ini berada di urutan nomor dua setelah Prabowo (25,4 persen).

Dalam bursa calon wakil presiden, untuk 30 nama, Ganjar Pranowo juga berada di urutan nomor 3, yaitu 8,3 persen setelah Anies Baswedan (12,8 persen). Tingkat elektabilitas ini juga tidak banyak mengalami perubahan untuk survei dengan 18 dan 10 nama calon presiden-wakil presiden.

Baca Juga: Jawa Barat Perpanjang PSBB Hingga 31 Mei 2021, Daud Achmad: Kedisiplinan Masyarakat Amat Penting

Menurut Nyarwi Ahmad, meski memiliki tingkat elektabilitas yang cukup tinggi,  Ganjar Pranowo berpotensi kehilangan peluang untuk mendapatkan tiket dari PDI Perjuangan agar bisa masuk dalam bursa Pemilu 2024 mendatang.

"Ganjar selama beberapa bulan terakhir makin populer dan tingkat elektabilitasnya juga cukup tinggi melampau deretan sejumlah publik figur dan para tokoh pimpinan partai, termasuk Puan Maharani," ujarnya.

Menurut dia, dinamika di internal PDI Perjuangan terkait dengan bursa calon presiden-wakil presiden dalam Pemilu 2024 mendatang tampaknya kian hangat dan memanas.

DPP PDI Perjuangan, tampak semakin terbuka untuk mengingatkan kadernya khususnya yang menjadi publik figur popular dan memiliki potensi elektabilitas tinggi agar tidak off side.

Baca Juga: Perbatasan Ditutup, 538 WNI dan PMI Termasuk 4 Jenazah, Dipulangkan dari Papua Nugini

"Kritik yang disampaikan Bambang Wuryanto ke Ganjar Pranowo mengindikasikan hal itu," kata Ahmad.

Ia berpendapat, dalam Pemilu 2024, PDI Perjuangan tampaknya memiliki orientasi berbeda dengan parpol-parpol lain dan berbeda dengan yang pernah dilakukan dalam Pemilu 2014 dan 2019 lalu; mencalonkan sosok yang lebih popular dan memiliki elektabilitas tinggi seperti Joko Widodo.

Nyarwi Ahmad menyatakan, apa yang disampaikan Puan Maharani sebagai ketua DPP PDI Perjuangan menunjukkan PDI Perjuangan mengedepankan model pemasaran politik tradisional yang berbasis pada ideologi parpol. Parpol ditempatkan sebagai elemen terpenting.

Ia menyatakan, parpol yang menganut model pemasaran ini biasanya lebih mengedepankan kinerja kolektif organisasi parpol sebagai produk politik utamanya, dibandingkan dengan citra dan kinerja para publik figur yang dimiliki kader parpol yang selama ini menduduki jabatan publik, termasuk kepala daerah/gubernur.

Baca Juga: Terkait Kebocoran 279 Juta Data Warga Indonesia, Ini Hasil Investigasi Kominfo Terhadap Direksi BPJS Kesehatan

Ia menyebut, kritik yang disampaikan Wuryanto ke Ganjar Pranowo agar tidak terlalu ambisius masuk dalam bursa calon presiden 2024 sepertinya dapat dibaca sebagai peringatan bagi semua kader PDI Perjuangan yang saat ini menjadi pejabat publik.

Hal ini secara khusus ditujukan kepada kader-kader memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi, agar lebih mampu "memasarkan parpolnya", bukan sekadar "memasarkan dirinya saja".

"Namun, hal itu sepertinya tidak mudah, karena dalam panggung politik lokal dan nasional saat ini, visibilitas profil dan kinerja elite-elite parpol, khususnya yang menjadi pejabat publik di lembaga eksekutif, lebih menonjol, dibandingkan visibilitas kinerja organisasi parpolnya," kata Nyarwi Ahmad.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah