Para Pakar Tengah Menganalisa Sejumlah Dampak dari Temuan 26 Mutasi Virus Covid-19 di Indonesia

- 21 Mei 2021, 11:06 WIB
Ilustrasi virus Covid-19. Para pakar tengah menganalisa sejumlah dampak dari temuan 26 mutasi virus Covid-19 di Indonesia.
Ilustrasi virus Covid-19. Para pakar tengah menganalisa sejumlah dampak dari temuan 26 mutasi virus Covid-19 di Indonesia. /Pixabay/Dung Tran/

 

 

DESKJABAR -  Para pakar tengah menganalisa sejumlah dampak dari temuan 26 mutasi virus Covid-19 di Indonesia. Hal tersebut dikemukakan Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama. 

Tjandra mengatakan beberapa hari yang lalu Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa ada 26 mutasi virus Covid-19 baru yang telah masuk ke Indonesia. Mutasi baru itu terdiri atas 14 kasus asal Inggris B117, dua kasus B1351, dan sepuluh kasus B1617.

"Mutasi dan berbagai hal lain tentang Covid-19 nampaknya masih mungkin berkembang dan berubah, dan tentunya perlu kita waspadai dan antisipasi," kata Tjandra dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat 21 Mei 2021.

Baca Juga: Gunung Merapi Jumat 21 Mei Dua Kali Meluncurkan Awan Panas, BPPTKG : Status Pada Level III atau Siaga

"Kalau ada varian atau mutasi baru Covid-19 maka para pakar selalu menganalisa dampaknya terhadap empat hal," katanya.

Analisa dampak tersebut di antaranya kemampuan diagnosis dengan PCR, kemungkinan peningkatan penularannya, kemungkinan penyakit menjadi makin berat serta serta apakah ada dampaknya terhadap efikasi vaksin.

Baca Juga: Jadwal Sholat untuk Wilayah Bandung, Jumat 21 Mei 2021/ 9 Syawal 1442 H

Sehubungan yang terjadi di negara kita, kata Tjandra, ada tiga hal yang dapat dibahas para pakar.

"Pertama, 26 mutasi kasus mutasi baru ini tentu berdasar temuan sejauh ini. Kalau jumlah yang diperiksa makin banyak maka bukan tidak mungkin akan ditemukan lagi kasus-kasus yang lain," katanya.

Baca Juga: Jadwal Sholat untuk Wilayah Bekasi, Jumat 21 Mei 2021/ 9 Syawal 1442 H

Kedua lanjut Tjandra, sebagian dari 26 kasus mutasi baru di Indonesia adalah pekerja migran yang pulang ke Indonesia dengan pesawat terbang.

"Sudah menjadi semacam best practice kalau ditemui seorang kasus penyakit menular seperti Covid-19 ini di pesawat, maka semua yang duduk dua baris di depan dan dua baris di belakangnya juga turut diperiksa,'" ucapnya.

Situasi itu persis seperti kasus yang dialami atlet nasional badminton All England pada Maret 2021 yang di pesawatnya ada kasus Covid-19, dan akhirnya mereka terpaksa harus di karantina walau semua terbukti sehat dan sudah siap untuk bertanding.

Ketiga, kata Tjandra, akan dilakukan analisa genomik lebih mendalam terhadap varian baru virus Covid-19. "Sehingga yang B1617 misalnya, dapat diketahui apakah termasuk sub tipe B1617.1, B1617.2 dan B1617.3, yang masing-masing berbeda perangainya dan kemungkinan bahayanya bagi manusia," tuturnya.

Halaman:

Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah