129 Korban Meninggal Akibat Ricuh Kanjuruhan Malang Pasca Arema FC vs Persebaya, Bahayakah Gas Air Mata?

2 Oktober 2022, 10:52 WIB
Pasca Arema vs Persebaya di Kanjuruhan Malang, 129 meninggal. Gas air mata jadi kambing hitam. /Twitter/@TheInsiderPaper/

DESKJABAR - Pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur, Sabtu 1 Oktober 2022 malam, diwarnai kericuhan pasca laga. Korban meninggal 129 orang dan ratusan luka-luka, akibat panik karena gas air mata?

Gas air mata seringkali digunakan pihak kepolisian untuk mengendalikan massa yang sudah tidak terkendali. Demikian juga di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur pihak kepolisian yang mengamankan pertandingan melemparkan gas air mata.

Diduga gas air mata menjadi salah satu pemicu para penontotn panik sehingga berlarian dan menuju satu pintu secara berdesakan. Akibatnya mereka banyak yang terinjak-injak juga mengalami sesak nafas dan pingsan.

Innalillahi wa inna illaihi rojiun, bencana Kanjuruhan itu mengakibatkan 129 orang meninggal dunia dan ratusan luka-luka. Hal itu juga dikonfirmasi oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Minggu 2 Oktober 2022.

Baca Juga: Total Korban Arema vs Persebaya 129 Orang Tewas di Kanjuruhan Malang, Presiden Jokowi Liga 1 DIhentikan

Gas air mata, berbahaya?

Disadur dari healthline.com, penelitian tahun 2013 menemukan jarang terjadi komplikasi kesehatan yang signifikan secara klinis dari gas air mata. Namun demikian masih ada perdebatan dalam hal penggunaannya.

Beberapa orang merasa diperlukan lebih banyak penelitian untuk menilai keamanannya dengan lebih baik. Anak-anak dan orang-orang dengan komplikasi pernapasan mungkin berada pada risiko tinggi terkena komplikasi ketika terkena gas air mata.

Gas air mata merupakan kumpulan bahan kimia yang menyebabkan iritasi kulit, pernafasan, dan mata. Biasanya gas air mata dikeuarkan dari tabung, granat atau semprotan bertekanan.

Baca Juga: Aparat Keamanan 'Mengaku' Menembakkan Gas Air Mata di Kanjuruhan, tetapi Bertentangan dengan Regulasi FIFA

Saat gas air mata dilepaskan akan memunculkan kabut yang tentu menghalangi pandangan mata. Ada dua jenis gas air mata, yakni chlorobenzalmalononitrile (gas CS). Selain itu jenis gas air mata yang umum termasuk oleoresin capsicum (semprot merica), dibenzoxazepine (gas CR), dan chloroacetophenone (gas CN).

Efek gas air mata bagi tubuh manusia

Kontak dengan gas air mata mengakibatkan iritasi pada sistem pernapasan, mata, dan kulit. Rasa sakit terjadi karena bahan kimia dalam gas tersebut mengikat salah satu dari dua reseptor rasa sakit yakni TRPA1 dan TRPV1.

TRPA1 merupakan reseptor rasa sakit seperti terdapat dalam minyak mustard, wasabi, dan lobak. Sedangkan gas CS dan CR lebih dari 10.000 kali lebih kuat dari minyak sayuran tersebut.

Tingkat keparahan yang diakibatkan gas air mata bergantung pada keadaan sekeliling korban. Misalnya apakah seseorang berada di ruangan terbuka atau tertutup. Juga tergantung pada seberapa banyak korban terpapar gas air mata. Juga seberapa dekat korban dengan sumber das air mata.

Baca Juga: Ini Mobil Dinas yang Rusak Berat dalam Kerusuhan Suporter Arema FC di Kanjuruhan Malang, Fix Tewas 129 Orang

Kebanyakan orang akan pulih dari paparan gas air mata tanpa gejala signifikan.

Beberapa efek potensial dari paparan gas air mata meliputi:

1. Gejala mata
Jika terpapar gas air mata, yang bersangkutan dapat mengalami gejala mata: seperti kelopak mata tertutup tak disengaja, gatal, merasa terbakar, kebutaan sementara, pandangan kabur, luka bakar kimia.

Sedangkan paparan jangka panjang atau paparan jarak dekat dapat menyebabkan: kebutaan, pendarahan, kerusakan syaraf, katarak, erosi kornea, gejala pernapasan dan gstrointestinal.

2. Menghirup gas air nata juga dapat mengiritasi hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Jika seseorang sudah memiliki penyakit sesak napas, dan terpapar gas air mata kondisinya bisa lebih parah hingga gagal napas.

Baca Juga: AREMA FC vs PERSEBAYA SURABAYA: Inilah Komentar Mahfud MD atas Kejadian Kerusuhan Kanjuruhan Malang

3. Gejala pernapasan dan gastrointestinal meliputi: tersedak, terbakar dan gatal pada hidung dan tenggorokan, kesulitan bernapas, batuk, mengeluarkan air liur, dada sesak, mual, muntah, diare, gagal napas.

Dalam kasus yang parah, paparan gas air mata dalam konsentrasi tinggi atau paparan di ruang tertutup dan dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan kematian.

4. Gejala kulit
Ketika gas air mata bersentuhan dengan kulit yang terbuka, dapat menyebabkan iritasi dan rasa sakit.

Iritasi dapat berlangsung berhari-hari dalam kasus yang parah. Gejala lain termasuk gatal, kemerahan, melepuh, dermatitis alergi, luka bakar kimia.

5. Paparan berulang dan lama pun dapat menyebabkan gejala gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Paparan gas air mata dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung atau tekanan darah. Bahkan pada orang dengan kondisi jantung bawaan bisa lebih parah, dapat mengalami serangan jantung bahkan kematian.

Mengatasi efek gas air mata

Tidak ada obat penawar untuk gas air mata, jadi pengobatan bergantung pada pengelolaan gejala individu.

Menurut Centers for Disease (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, kita harus segera menjauh dari sumber gas air mata setelah terpapar, dan mencari udara segar.

Uap dari gas air mata mengendap di tanah, jadi sebaiknya mencari tempat yang tinggi jika memungkinkan.

Anda dapat menjernihkan mata dengan membilasnya dengan air sampai benar-benar menghilangkan gas tersebut.

Hubungi dokter jika gejala berlanjut. ***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: healthline Antara

Tags

Terkini

Terpopuler