Ferdy Sambo Nangis-nangis depan KOMPOLNAS Minta Perlindungan, Benny Mamoto: Kita Korban

14 Agustus 2022, 07:30 WIB
Mahfud MD, Ferdy Sambo dan Brigadir J. Dalam suatu acara Mahfud MD bongkar kebohongan Ferdy Sambo, sempat akui nangis-nangis depan Kompolnas /Facebook Rohani Simanjuntak/

DESKJABAR - Menteri Koordinasi Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD bongkar fakta baru motif Sambo bunuh Brigadir J.

Mahfud MD menyebut ada upaya prakondisi Ferdy Sambo kepada Kompolnas guna meminta perlindungan.

Ferdy Sambo sempat nangis-nangis di depan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Dirinya merasa dianiaya oleh Brigadir J.

“Katanya dizalimi, saya dizalimi kak, istri saya dilecehkan. Baru sorenya ada keterangan pers terjadi tembak menembak antara Brigadir Joshua dan Bharada E, kan gitu beritanya,” ungkap Mahfud MD

Baca Juga: KASUS SUBANG Titik Terang, Rohman Hidayat: 'PHP kah?' Tersangka Masih Bersembunyi dan Berkeliaran Bebas

“Tapi sebelum itu sudah ada pengkondisian untuk mendukung teori atau skenario itu. Sehingga pembelaan disaat awal-awal datang dari Kompolnas,” lanjutnya menjelaskan di kanal YouTube Deddy Corbuzier "MAHFUD MD, TKP PUN DIA REKAYASA⁉️ BONGKAR HABIS IRJEN SAMBO VS BRIGADIR J - Deddy Corbuzier Podcast, 13 Agustus 2022.

Setelah menelaah bahwa banyak pihak yang dipanggil oleh Ferdy Sambo, namun satu sama lain tidak mengetahui perihal pemanggilan tersebut.

Dari situ, Mahfud MD mengambil kesimpulan bahwa hal itu merupakan skenario.

Apa motif Ferdy Sambo di kasus Brigadir J?

Sebelumnya, Ferdy Sambo diduga merasa marah dan emosi dengan tindakan cepu Brigadir J.

Baca Juga: Indahnya Mahakarya Tuhan, Wisata Glamping Pemandangan Laut Paling Hits di Garut, View Ombak Instagramable

Setelah rombongan melakukan tes PCR di rumah pribadi Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan para ajudan menuju rumah dinas di Komplek Polri.

Di sanalah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dibunuh.

Menurut pengakuan Bharada E kepada kuasa hukumnya, saat itu dia terpaksa menembak Brigadir J dalam keadaan mata tertutup.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan agar peristiwa itu terlihat seperti tembak menembak, Ferdy Sambo menembakkan peluru ke dinding.

Hingga di sini belum diketahui, apakah kondisi Brigadir J masih hidup atau sudah mati.

Baca Juga: 14 Agutus 1945 Ketika Jepang Mengumumkan Menyerah kepada Sekutu, Ini Situasi di Indonesia

Listyo Sigit juga menemukan ada hal-hal yang menghambat proses penyidikan dan kejanggalan-kejanggalan yang Polri dapatkan seperti hilangnya CCTV dan lainnya.

Awalnya Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto yakin menyebutkan tidak ada kejanggalan sama sekali dalam peristiwa meninggalnya Brigadir J.

Namun, kini dia mengaku sebagai korban atas skenario palsu Ferdy Sambo.

“Kita semua jadi korban dari skenario ini. Sekali lagi kita jadi korban. Bukan hanya saya, media juga, masyarakat juga,” kata Benny Mamoto dikutip dari acara Rosi di YouTube kompastv.

Baca Juga: Inilah Cara Melihat Khodam Pendamping Diri Sendiri, Gampang Sekali dan Tanpa Ritual

Benny Mamoto pun meminta publik melihat secara seimbang ketika Kompolnas ditanya media dan tidak memiliki kewenangan dalam menginvestigasi.

Motif Sambo bunuh Brigadir J

Motif Ferdy Sambo dalam kasus Brigadir J membuat publik bertanya-tanya. Pasalnya, baik Polri, Mahfud MD dan tim penyidik seolah menutup rapat-rapat motif sebenarnya.

“Dua motivasi, pertama skuad lama itu iri hati kepada almarhum ini karena ini anak yang lebih disayang. Kedua, ada dugaan yang disebut tadi, yang diduga pelakunya adalah si Bapak, dugaan ada perempuan lain yang katanya cantik-cantik,” ungkap Kamaruddin Simanjuntak, pengacara keluarga Brigadir J, dalam YouTube metrotv dalam acara bertajuk HOTROOM.

Baca Juga: Inilah Ciri-Ciri Orang yang Akan Dijadikan Tumbal Pesugihan, Salah Satunya Linglung

Selain itu, Kamaruddin Simanjuntak mengungkap ada dugaan penyiksaan yang terjadi sebelum akhirnya dia ditembak di rumah dinas Ferdy Sambo.

“Ada informasi masuk ke saya, sebelum masuk ke Duren Tiga ini dibawa dulu ke Paminal Mabes Polri. Almarhum ini,” ujar Kamaruddin Simanjuntak.

Kamaruddin meminta CCTV di Mabes Polri untuk segera diperiksa.

“Jadi dia disiksa untuk mendapatkan pengakuan. Sampai semua membuka handphone-nya. Itu makanya handphone-nya itu sejak 16.25 itu masih read, sejak itu sudah dimatikan semua,” katanya.

Baca Juga: RUMAH TUSUK SATE, Benarkah Tempat Kumpul Jin Jahat , Ustadz Khalid Basalamah Menjelaskan

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebut tidak ada keterangan saksi yang mengarah ke sana.

Hal tersebut berdasarkan hasil keterangan para saksi yang sudah dimintai keterangan.

“Dari hasil keterangan para saksi yang sudah dimintai keterangan termasuk yang 31 orang yang sudah dimintai keterangan oleh Itsus, tidak ada yang mengarah ke sana,” ungkap Dedi.***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler