DEKSJABAR – Media sosial dihebohkan dengan kasus polisi yang saling tembak menembak karena terjadinya pelecahan kepada istri Jenderal yang saat ini belum ada kepastian siapa yang salah dan siapa yang benar.
Dimana kasus seorang Brigadir J yang Ditembak Oleh Bharada E ini memiliki beberapa keganjalan yang membuat masyarakat memiliki banyak spekulasi terhadap proses hukum yang menangani kasus ini.
Lantas apa saja keganjalan tersebut?
1.Motif sangat ganjal
Biasanya orang yang melakukan pelecehan itu terjadi ke orang yang lebih lemah atau rendah sebagai posisi (pangkat). Lalu bagaimana mungkin seorang Brigadir berani melakukan pelecehan terhadap istri seorang Jendral dengan waktu yang sangat terbatas?
Ditambah Brigadir J lahir pada tahun 1994 dimana usianya 28 tahun, sedangkan istri dari seorang Jenderal lahir tahun 70-an yang sudah memiliki anak 4. Pernyataan dari keluarga Brigadir J juga bahwa Brigadir J sudah memiliki tunangan yang dimana mereka sebentar lagi akan melaksanakan pernikahan.
Karena hal itulah, keganjalan kasus ini yang membuat banyak masyarakat tidak percaya dan ditambah penyidik tidak memberikan bukti lain yang lebih kuat.
2.Foto sebelum dan sesudah autopsi
Ada tesis yang menyatakan bahwa Brigadir J dieksekusi tanpa perlawanan, dimana katanya ada luka-luka di wajah Brigadir J memang merupakan hal biasa jika tubuh Brigadir J sudah di autopsi.
Namun, ini merupakan sebuah keganjalan, dan keganjalan ini bisa terjawab jika diperlihatkan foto-foto sebelum Brigadir J di autopsi, karena kita bisa lihat, kenapa bisa dijahit? Seluas apa luka yang ditimbulkan? Apakah itu luka karena tembakan atau ada hal lain?
Hal inilah, seharusnya foto sebelum dan sesudah autopsi disampaikan atau dilihatkan ke media masa, untuk meminimalisir terjadinya spekulasi di media sosial atau di internet.
3.Tidak pernah diperlihatkan adanya 2 pistol
Terdapat beberapa keganjalan, namun keganjalan yang paling menonjol adalah kita belum pernah sama sekali diperlihatkan 2 pistol yang katanya kasus ini terjadi karena adanya saling tembak menembak.
Ditambah lagi setiap pistol pasti memiliki nomor seri dan bakalan terkonfirmasi siapa pemilik pistol tersebut.
Biasanya sebuah kasus itu pasti semua barang bukti ditunjukkan oleh kepolisian, dan salah satu bukti seharusnya diperlihatkan dua pistol.
Baca Juga: Review 7 Tempat Wisata Alam Sumatera Barat Vibes Luar Negeri, Instagramable, Nomor 5 Mirip Hawai
4.Dalam kasus ini semuanya masih keterangan saksi
Dalam setiap kasus, bukti bukan hanya dari keterangan saksi saja. Namun seharusnya ada bukti lain untuk memperkuat penyelidikan seperti salah satunya barang bukti seperti adanya dua senjata, diperlihatkan CCTV. Tapi sejauh ini, belum ada penyidik yang menunjukkan barang-barang bukti tersebut.
5.Karakter luka
Luka yang berada di tubuh Brigadir J dimana jaraknya tidak terlalu jauh dan berbeda-beda.
Yang menjadi keganjalan, jika memang lukanya tidak terlalu jauh, mana mungkin Brigadir J menembak 7x ke Bharada E tidak ada satupun yang kena?
Jika alasannya karena Brigadir J sedang stres dan panik, makanya tidak konsentrasi. Namun masyarakat banyak yang tidak percaya, karena kasus ini masih hanya dengan keterangan saksi, maka kita ingin tahu buktinya langsung dan kita nantikan.
Mari kita do’akan, semoga kasus ini segera selesai dengan memberikan hasil yang sangat adil dan terbukti siapa pembunuh yang sebenarnya dengan tidak merugikan satu pihak yang tidak bersalah.***