Presiden Jokowi Semangat Dayung Perahu Naga di Bendungan Ladongi dan Resmikan Smelter Bijih Nikel

28 Desember 2021, 11:59 WIB
Presiden Joko Widodo mendayung perahu naga di Bendungan Ladongi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, Selasa 28 Desember 2021 /ANTARA/Sarjono/

DESKJABAR - Saat meresmikan Bendungan Ladongi di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sulteng), Presiden Joko Widodo (Jokowi) tanpa canggung mendayung perahu naga, Selasa 28 Desember 2021.

Tidak sendirian, Presiden Jokowi mendayung perahu naga bersama Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PUPR Bosoeki Hadimoeljono, Ketua DPRD Sultra Abdrrahman Shaleh. Dan bertindak sebagai penabunh drum, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.

Begitu bendera star dikibarkan oleh Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, seketika perahu naga yang didayung Presiden Jokowi ini melaju.

Para atlet dayung nasional lainnya yang menumpang perahu naga, perahu rowing, kayak, dan canoing ikut mengiringi perahu yang ditumpangi Presiden. Selama 15 menit, Jokowi mendayung keliling Bedungan Ladongi.

Baca Juga: TADINYA BERSEBRANGAN, YORIS Kini Jadi SATU KUBU dengan YOSEF dalam Kasus Subang: DANU DIKORBANKAN?

Menurut Jokowi, Bendungan Ladongi bukan hanya untuk kebutuhan pengairan sawah tetapi bendungan ini juga untuk pembinaan atlet dayung.

Presiden Jokowi berada di Sulawesi Tenggara selama dua hari. Selain meresmikan Bendungan Ladongi, Presiden juga meresmikan industri pemurnian nikel di kawasan Industri Morosi, Kabupaten Konawe.

Pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) bijih nikel menjadi feronikel tersebut, kata Jokowi memiliki kapasitas produksi lebih dari 1 juta ton per tahun.

“Hari ini kita melihat segera, akan kita resmikan smelter yang menghasilkan feronikel. Bayangkan, kalau kita hanya ekspornya dengan bahan mentah,” kata Presiden Jokowi dalam peresmian pabrik tersebut di Sulawesi Tenggara, Senin 28 Desember 2021.

Baca Juga: MENGERIKAN, Ada Oknum Adu Domba Keluarga Korban Kasus Subang, SIAPA DIA? Ini Kata Pengacara YORIS dan YOSEF

Presiden mengapresiasi PT. Gunbuster Nickel Industry yang telah membangun pabrik smelter nikel. Presiden menuturkan nilai tambah nikel yang dihasilkan dari smelter tersebut meningkat hingga 14 kali lipat dibanding bahan mentah bijih nikel.

“Ini akan memberikan nilai tambah yang tidak sedikit dari bijih nikel yang diolah menjadi feronikel. Ini akan memberi nilai tambahnya meningkat 14 kali,” kata Presiden.

Presiden menegaskan bahwa Indonesia akan terus berupaya menghentikan ekspor bahan mentah, dengan menerapkan hilirisasi industri di dalam negeri. Setelah penghentian ekspor bahan mentah nikel, kata Presiden, Indonesia akan menghentikan ekspor bahan mentah bauksit.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler