Ternak di Jawa Barat Dinyatakan Aman dari Antraks, Walau di DIY Terjadi Kasus

- 21 Maret 2024, 09:45 WIB
Pengendalian kesehatan ternak dari penyakit antraks di DIY.
Pengendalian kesehatan ternak dari penyakit antraks di DIY. /dok Kementerian Pertanian

DESKJABAR – Populasi ternak ruminansia di Jawa Barat dinyatakan aman dari penyakit antraks, walau saat yang sama di DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) terjadi kasus. Hewan-hewan ternak sapi, kerbau, domba, dan kambing di Jawa Barat,  dagingnya tetap aman dimakan.

Antraks merupakan penyakit pada ternak disebabkan oleh bakteri yang membentuk spora. Manusia dapat terinfenksi melalui kontak dengan hewan terinfeksi atau dengan menghirup spora, serta bisa berakibat fatal.

Namun di Jawa Barat, belakangan ini oleh pihak berwenang, bahwa penyakit antraks pada ternak ruminansia disebutkan tidak terjadi lagi. Ini membuat ternak-ternak rumansia di Jawa Barat dinyatakan aman dari penyakit antraks.

 Baca Juga: Ayam Sentul, Usaha Peternakan Unggas Lokal Unggulan di Jawa Barat asal Ciamis

Mengapa bisa aman

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, drh Supriyanto, yang dikonfirmasi, DeskJabar, Kamis, 21 Maret 2024, menyebutkan, sejak tahun 2009 kasus antraks tidak terjadi lagi di Jawa Barat.

Menurut Supriyanto, di Jawa Barat rajin dilakukan pencegahan dan pengendalian penyakit antraks. Beberapa tindak pengendalian yang dilakukan :

  1. Menyadarkan masyarakat melalui KIE yang tidak pernah bosan kita lakukan terutama di daerah-daerah endemis antraks.
  2. Vaksinasi pada ternak/hewan beresiko di daerah-daerah endemis antraks
  3. Pengawasan lalu lintas hewan dan ternak
  4. Koordinasi dan komunikasi yang baik dengan provinsi lain maupun dengan kabupaten/kota di Jawa Barat.

Baca Juga: Pencemaran di DAS Cilamaya Karawang dan DAS Kali Bekasi, Usaha Peternakan Dibenahi

 

Kasus di DIY

Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan perhatian serius terhadap mencuatnya kasus penyakit antraks yang menyerang ternak sapi dan kambing di Kabupaten Sleman dan Gunung Kidul Provinsi D.I. Yogyakarta (DIY).

Kementan telah secara cepat menangani kasus antraks dengan mengintensifkan desinfeksi, vaksinasi dan pengawasan lalu lintas ternak. Pemerintah menyatakan, sejak 8 Maret 2024 sudah tidak ditemukan lagi kasus kematian ternak yang diduga antraks.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, mengungkapkan bahwa kasus ini menjadi perhatian Menteri Pertanian dan telah diambil langkah-langkah preventif agar tidak meluas.

"Kasus antraks sudah berhasil kita tangani dan cegah meluas. Saya mengingatkan agar kita semua jangan lengah. Pemerintah punya stok vaksin yang sangat cukup dan produksi dalam negeri," kata Dirjen Nasrullah saat memberikan sambutan pada kegiatan Vaksinasi untuk Pencegahan Antraks di Balai Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman, Selasa, 19 Maret 2024.

Baca Juga: Populasi Kerbau di Purwakarta Terancam Punah, Terdesak Bisnis Industri

Nasrullah menyoroti pentingnya pemahaman yang baik dari peternak untuk menjaga kesehatan ternak dan mencegah agar kasus antraks tidak terulang.

Ia menghimbau peternak apabila menemukan ternaknya sakit, segera dilaporkan kepada petugas dan tidak boleh menyembelih di sembarang tempat. Nasrullah juga meminta masyarakat jangan mengkonsumsi  ternak yang sakit apalagi yang telah mati karena dapat membahayakan kesehatan.

"Sangat penting bagi peternak untuk memahami bahaya Antraks dan langkah-langkah pencegahannya. Kita pemerintah harus rutin diberikan edukasi kepada peternak dan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat," ungkapnya.

Nasrullah menambahkan, perlu juga memperkuat check point lalu lintas ternak antar daerah, dan melakukan koordinasi lintas wilayah yang berbatasan. Selanjutnya, Kementan mengharapkan aparat Kepolisian menindak oknum yang menjual ternak sakit atau ternak mati yang diduga antraks. ***

 

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x