Network
DESKJABAR – Jajaran Pemkot Bandung dikejutkan setelah Komisi pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Sekda Kota bandung Ema Sumarna sebagai tersangka KPK, terkait kasus Bandung Smart City, yang sebelumnya telah menjerat Walikota Bandung, Yana Mulyana.
Penetapan Sekda Kota Bandung sebagai tersangka baru , semakin membuat banyak orang yang ingin tahu tentang program Bandung Smart City. Ternyata program ini sudah digagas di era Walikota Bandung Ridwan Kamil, yakni sejak 2014.
Ketika itu, Ridwan Kamil memproyeksikan program Bandung Smart City ini akan selesai dalam kurun waktu 3 tahun yakni 2014 hingga 2017.
Sementara itu dalam perkembangan terbaru kasus Bandung Smart City, juru bicara KPK Ali Fikri dalam keterangan terbaru Kamis, 14 Maret 2024 mengemukakan, 3 orang telah dipanggil yakni Sekda Kota Bandung Ema Sumarna, Anggota DPRD Kota Bandung 2019-2024 Ferry Cahyadi, dan Anggota DPRD Kota Bandung 2019-2024 Yudi Cahyadi. Ketiganya saat ini telah menjadi tersangka dalam kasus ini.
"Hari ini (kamis-red) bertempat digedung Merah Putih KPK, Tim Penyidik menjadwalkan pemanggilan dan pemeriksaan saksi-saksi," kata Ali Fikri dalam keterangannya.
Bandung Smart City Digagas di Era Ridwan Kamil
Smart city merupakan konsep pengelolaan kota yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) agar kota menjadi lebih cerdas dan efisien di dalam pemanfaatan berbagai sumber daya yang ada, serta meningkatkan pelayanan dan kualitas kehidupan masyarakat kota dengan tetap mengedepankan keberlanjutan lingkungan hidup.
Ridwan Kamil sendiri menjelaskan konsep Bandung Smart City dalam bahasa sederhananya adalah mengonversikan urusan manual menjadi digital, mulai dari masalah kependudukan, seperti pembuatan KTP, hingga keluhan warga.
Bahkan saat membuk acara Hackaton pada 24 Oktober 2025, Ridwan kamil saat itu mengatakan, alokasi anggaran untuk progam Bandung Smart City tahun 2025 sebesar Rp 25 miliar,sedangkan pada tahun 2016 dialokasikan anggarannya sebesar Rp 100 miliar.
