Bikin Pabrik Menggusur Kuburan di Kertajati, Majalengka, Pernah Terjadi Kesurupan Massal

- 13 Maret 2024, 17:45 WIB
Ilustrasi pembangunan proyek, seperti halnya di Kertajati, Majalengka.
Ilustrasi pembangunan proyek, seperti halnya di Kertajati, Majalengka. /fancycrave1/Pixabay

DESKJABAR – Pembangunan suatu proyek bisnis atau hunian dengan menggusur kuburan, masih terjadi sampai kini. Pada sebagian kejadian, ketika pemindahan berbagai kuburan, suka terdengar kisah atau desas desus munculnya kejadian gaib, yang munculkan cerita seram.

Di kawasan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, juga muncul cerita seram, ketika ada suatu proyek yang menggusur areal kuburan. Konon, ketika pemindahan suatu areal kuburan untuk dibuat pabrik, malah terjadi kesurupan massal.

Pernah terjadi kesurupan massal pada suatu lokasi di Kertajati, Majalengka, masih membekas diantara warga suatu kampung. Tetapi bagi orang-orang yang kini menempati lokasi dimaksud, mungkin kebanyakan tidak mengetahui pernah ada kejadian kesurupan massal di situ.

 Baca Juga: 5 Tempat Favorit Ngabuburit Ramadhan di Majalengka, Tempatnya Selalu Bikin Kangen

Begini ceritanya

Jika benar kejadian tersebut, bagi umat Islam jelas ada pegangan, jelas bahwa kesurupan itu dilakukan makhluk jin, bukan ada roh orang meninggal menjadi gentayangan. Sebab, orang-orang sudah meninggal, rohnya berada di alam barzakh, dan tidak ada yang menjadi hantu.

Kang Hakim, petualang asal Bantarujeg, Majalengka, berkelana ke Kertajati, penasaran mendengar cerita apa ketika pemindahan massal sejumlah kuburan. Pada kampung dimaksud, ia mengobrol dengan warga setempat, yaitu Abah Oyo yang dulu pernah ikut memindahkan kuburan di sana.

Abah Oyo pun menceritakan, ketika itu jumlah kuburan yang dipindahkan ada ratusan. Lokasi dimaksud akan dibuat sebuah pabrik tekstil pada tahun 2021. Saat itu ada sekitar 500-an kuburan pada lokasi dimaksud, yang harus dipindahkan, dan sangat banyak yang sudah tua.

Menurut Abah Oyo, pihak berkepentingan proyek itu mengupah banyak orang untuk memindahkan ratusan kuburan. Misalnya, penggali kubur diupah Rp 300 ribu per kuburan, sedangkan yang menguburkan kembali upahnya Rp 100 ribu per jenazah.

Dikatakan, ketika membongkar areal kuburan itu, dirinya pernah menggali 3-4 kuburan per hari secara sendirian. Nah jika diperhitungkan upah menggali, dilakukan sendiri, boleh jadi ketika itu Abah Oyo memperoleh penghasilan ketika itu sekitar Rp 900 ribu- Rp 1,2 juta per hari.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat

Sumber: YouTube Rizquna Channel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x