Keterlibatan investor asing juga ada di pengusahaan Tol Cengkareng-Kunciran yang dimiliki Jasa Marga sebesar 78,53 persen, Synergy Quest International Ltd. sebesar 21,01 persen, PT Nindya Karya (Persero) sebesar 0,32 persen, dan PT Istaka Karya (Persero) sebesar 0,14 persen.
Di proyek Tol Solo-Ngawi, pengusahaan jalan tol tersebut dipegang oleh Jasa Marga yang bermitra dengan PT Kings Key Limited dari Hongkong yang mengusai 40 persen saham.
Paling baru, perusahaan asal Hong Kong yaitu Road King Infrastruktur lewat entitas anak PT Kings Key Limited, telah mengakuisisi saham PT Waskita Toll Road sebesar 40 persen di PT Jasamarga Solo Ngawi dan PT Jasa Marga Ngawi Kertosono Kediri pada 2019.
Pada proyek jalan tol lainnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Telah melego dua ruas jalan tolnya yakni Kanci-Pejagan dan Pejangan-Malang ke Besides Indonesia Investment Authority (INA) yang telah memboyong investor asing yakni Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ) dari Kanada, APG Asset Management (APG) dari Belanda, dan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) dari Uni Emirat Arab.
Sementara itu, mengutip laman pwc.com menyebutkan, 4 investor asing sebelumnya sudah menyatakan minat menggarap jalan tol milik PT Waskita Karya di sekitar Jakarta. Ada 4 investor asing strategis yang menyatakan minatnya yakni Albader Venture Inc (AVI) dari Kanada, Cassel Finance (Australia), Sinosure (China), dan RKE International Holdings (Hong Kong).
Menurut Direktur Operasional III PT Waskita Karya Gunadi,beberapa ruas jalan tol yang ikut dimiliki mereka di sekitar Jakarta di antaranya, Jakarta Outer Ring Road (JORR), Bekasi Cawang Kampung Melayu (Becakayu) Toll Road.
Bisa jadi di antara sederetan investor asing yang sudah menggarap ruas jalan tol di Indonesia tersebut, mereka juga berminat untuk ikut menggarap proyek Tol Getaci dari ruas Gedebage hingga Ciamis yang akan menelan investasi sekitar Rp 37 triliun.***