Asal penamaan Dayeuh Manggung sendiri, berawal dari Aki Panyumpit, seorang pembantu Raja beranama Prabu Layaran Wangi atau biasa dikenal dengan Prabu Siliwangi yang bertahta di Kerajaan Pakuan Raharja.
Suatu saat Aki Panyumpit ditugaskan untuk melakukan perburuan ke sebuah hutan sebelah timur. Ketika sampai di puncak hutan, ia mencium aroma dari arah Sungai Cipancar. Saat didekati ternyata di situ dia melihat seorang puteri cantik yang diketahui bernama Puteri Rambut Kasih.
Aki Panyumpit kemudian kembali ke istana dan menceritakan kabar tersebut kepada sang raja, Prabu Siliwangi. Setelah mendengar cerita tersebut, Prabu Siliwangi rupanya merasa jatuh cinta. Prabu Siliwangi kemudian memutuskan untuk meminang sosok puteri cantik tersebut.
Prabu Siliwangi kemudian mengusut Gajah Manggala, Arya Gajah, dan sejumlah pengiring untuk menyampaikan lamarannya ke Balubur Limbangan. Mendengar kabar tersebut, keluarga Puteri Rambut Kasih menyambut mereka dengan baik. Para utusan Prabu Siliwangi kemudian mengabarkan kepada rajanya bahwa lamaran diterima oleh sang puteri.
Dari pernikahan dengan puteri cantik tersebut, mereka dikaruniai anak yang diberi nama Pangeran Basudewa dan Pangeran Liman Sanjaya.
Baca Juga: Update Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini Selasa 19 September 2023, Simak Daftarnya
Setelah dewasa, Pangeran Basudewa diangkat menjadi penguasa di Balubur Limbangan dengan gelar Prabu Basudewa, sedangkan Pangeran Liman Sanjaya diangkat menjadi penguasa di daerah Dayeuhluhur bagian selatan dengan gelar Prabu Liman Sanjaya.
Prabu Liman Sanjaya kemudian membuka lahan baru dan membuat “babakan pidayeuheun”, lama kelamaan tempat itu berkembang menjadi sebuah kota yang diberi nama Dayeuh Manggung. Kala
itu Dayeuh Manggung terkenal karena keahlian masyarakatnya dalam membuat kain tenun yang
sangat indah, juga produk akar wangi yang mampu mencapai pasamancanegara.