DESA Ini Lahannya Paling Luas yang Tergusur Proyek Tol Getaci di Garut, Punya Penganan Khas yang Menyeramkan

- 18 September 2023, 05:50 WIB
Penganan khas yang  namanya menyeramkan. Penganan khas Desa Karangtengah, Kecamatan Kadungora, Garut. Mudah-mudahan saja keberadaan Tol Getaci akan membuat penganan khas ini semakin luas dikenal masyarakat.
Penganan khas yang namanya menyeramkan. Penganan khas Desa Karangtengah, Kecamatan Kadungora, Garut. Mudah-mudahan saja keberadaan Tol Getaci akan membuat penganan khas ini semakin luas dikenal masyarakat. /YouTube/

DESKJABAR – Desa yang berada di Kecamatan Kadungora tersebut, merupakan desa dengan lahan terluas yang tergusur proyek Tol Getaci. Sayangnya, hingga saat ini warga yang lahannya  terdampak tersebut, belum menerima uang ganti rugi atau UGR.

Hal yang menarik adalah, desa yang sebagian lahannya akan tergusur proyek jalan Tol Getaci tersebut memang merupakan desa unik dan juga berprestasi. Keunikannya, desa ini memiliki penganan khas dengan nama yang menyeramkan.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Favorit di Bandung di Jaman Belanda dan Kini Tinggal Kenangan dan Asing di Telinga Milenial

Penganan khas dengan nama yang menyeramkan tersebut, menjadikan kuliner Garut semakin beragam yang dikenal luas masyarakat di Jawa Barat. Garut memang selama ini dikenal sebagai daerah dengan segudang penganan khasnya, selain dodol, ada burayot, Cokodot, hingga jeruk Garut.

Seperti halnya baso aci yang sudah dikenal luas, kue menyeramkan ini juga semakin menambah daftar menu kuliner khas yang bisa menjadi oleh-oleh yang bisa dibawa pulang, sebagai buah tangan khas Garut.

Desa di Kadungora penghasil kue menyeramkan tersebut, saat ini tengah menghadapi proses pembebasan lahan untuk pembangunan Tol Getaci ruas Gedebage hingga Kecamatan Banyuresmi, Garut.

Desa dengan Lahan Terluas yang Tergusur Tol Getaci

Desa ini merupakan satu dari 5 desa di Kecamatan Kadungora, Garut yang akan dilintasi jalan Tol Getaci. Lahan yang tergusur di desa ini merupakan yang terluas dibanding desa-desa lain di Kecamatan Kadungora.

Desa yang dimakdus adalah Desa Karangtengah. Luas lahan di desa yang akan tergusur jalan Tol Getaci seluas 41,28 hektare. Ini menjadikan Desa Karangtengah menjadi desa yang lahannya paling luas di Garut, yang tergusur proyek calon jalan tol terpanjang di Indonesia tersebut.

Baca Juga: BENARKAH Ada Saksi Kasus Subang 2021 Jalani Tes DNA, Siapakah Dia? Dokter Hastry : DNA tak Bisa Dibohongi

Adapun luas lahan di Kecamatan Kadungora yang akan tergusur proyek jalan tol tersebut adalah :

1.Desa Karangtengah, Kecamatan Kadungora : 41,28 Ha

2.Desa Karangmulya, Kecamatan Kadungora : 18,82 Ha

3.Desa Mandalasari, Kecamatan Kadungora : 2,25 Ha

4.Desa Hegarsari, Kecamatan Kadungora : 15,93 Ha

5.Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora: 20,03 Ha

Meski luas lahan di Desa Karangtengah yang tergusur merupakan yang terluas dibanding desa-desa lain di Garut, namun hilangnya lahan seluas 41,28 hektare di desa ini tak akan banyak berpengaruh banyak terhadap desa secara keseluruhan.

Alasannya, karena di Desa Karangtengah yang lahannya akan tergusur proyek jalan Tol Getaci hanya ada di 1 kampung saja. Itu pun, lahan yang akan tergusur didominasi oleh lahan perkebunan. Sedangkan jumlah rumah warga yang akan tergusur hanyalah sebanyak 14 bangunan saja.

Selain itu, lahan yang tergusur pun porsinya sangatlah kecil dibanding luas lahan Desa Karangtengah yang memiliki luas wilayah mencapai 2.300 hektare.

Penganan Khas yang Menyeramkan

Hal yang menarik dari Desa Karangtengah ini adalah mereka memiliki Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes, yang diberinama BUMDes Cikahuripan. BUMDes ini pernah mendapatkan penghargaan sebagai BUMDes pengelola terbaik tingkat nasional.

Hal yang menarik lainnya adalah desa ini memiliki kue penganan khas yang belum dikenal luas di masyarakat Garut pada umumnya. Keu penganan manis ini memang enak, namun yang menarik nama kue penganan ini sangat menyeramkan.

Baca Juga: Akhirnya Penerbangan Tasikmalaya-Jakarta Terwujud: Hari Ini Pemkot Tasikmalaya Teken MoU dengan Citilink

Ya kue manis tersebut diberi nama kue mayit atau kue mayat. Bentuknya memang memanjang dan berwarna putih, seperti sebuah mayat yang dibungkus kain kafan.

Kue mayit ini juga tampil di stan Bazar Peringatan Hari Krida Pertanian tingkat Kabupaten Garut, di halaman Pendopo, Garut dari 3-5 Agustus 2023

Kue yang rasanya manis dan gurih ini dijual berdasarkan pesanan, karena kue khas Desa Karangtengah, Kadungora ini tidak tahan lama, karena tanpa pengawet layaknya mayat manusia.

Kue mayit terbuat dari tepung ketan, yang didalamnya tedapat enten atau  gula dan parutan kelapa. Cara pembuatannya, kue disangrai (digoreng tanpa menggunakan minyak) kemudian digulung-gulung.

Di Desa Karangtengah, keu mayit cukup dikenal luas dan menjadi hidangan khas di acara-acara penting seperti hajatan, lebaran. Kue ini pun dijual cukup murah.

Mudah-mudahan saja nantinya dengan rampungnya pembangunan jalan Tol Getaci dengan exit tol di wilayah Banyuresmi, akan membuat penganan khas menyeramkan ini akan semakin dikenal tidak saja oleh masyarakat Garut, tetapi juga oleh masyarakat Jawa Barat. ***

Ingin mengetahui berita Kasus Subang 2021 lainnya, pantau di Google News Desk Jabar. KLIK DI SINI

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah