Manajer PTPN VIII Kebun Sedep, Heru Supriadi, membenarkan kabar bahwa di sekitaran perkebunan teh Sedep dengan perbatasan Garut, kadang masing ada sistem barter dilakukan penduduk. Tetapi belakangan ini belum terlihat lagi orang-orang melakukan barter tersebut.
“Iya benar, memang informasinya begitu, masih ada sistem barter dari penduduk perbatasan Garut dengan Kabupaten Bandung. Tapi sekarang dengan kondisi jalan di perbatasan yang sudah ditingkatkan kondisinya, sepertinya kurang terdengar lagi ada barter,” ujar Heru Supriadi.
Ada kemungkinan, sistem barter dilakukan karena beberapa waktu lalu kondisi jalan yang menghubungkan Kec. Pamulihan, Garut dengan Kec. Kertasari, Kab. Bandung belum bagus. Maka jika dipaksakan pengiriman penjualan hasil pertanian, menjadi lebih tinggi biaya kirim karena bahan bakar.
Saat ini, ruas jalan yang melintasi perkebunan teh PTPN VIII Sedep sedang dilakukan perbaikan jalan dengan lapisan beton. Sistem buka tutup masih dilakukan pada beberapa titik dari rute dari perkebunan teh PTPN VIII Kebun Malabar menuju PTPN VIII Kebun Sedep, yang selanjutnya menuju Pamulihan, Kab. Garut.
DeskJabar yang pernah menginap di perkebunan teh Sedep, suatu ketika berjalan-jalan pukul 01.30 WIB dini hari, tampak aktivitas perekonomian sudah berjalan. Pada jam-jam tersebut, angkutan truk pengangkut sayuran, serta microbis atau umum disebut elf rute Papandayan ke Pangalengan sudah muncul.