4 Bulan Lagi, Desa Bekas Peradaban Purbakala di Ciamis Ini Tinggal Kenangan, Jauh Terkubur di Dasar Air

- 30 Agustus 2023, 13:00 WIB
Pembangunan Bendungan Leuwikeris. Ada desa bekas peradaban purbakala yang terkubur di dasar air.
Pembangunan Bendungan Leuwikeris. Ada desa bekas peradaban purbakala yang terkubur di dasar air. /Antara/Adeng Bustomi/

DESKJABAR – Pembangunan Bendungan Leuwikeris di perbatasan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya ini ditargetkan akan selesai dan akan mulai digenani air pada Desember 2023. Perendaman ini akan menandai hilangnya sebuah desa bekas peradaban purbakala di Ciamis.

Itu berarti hanya sekitar empat bulan lagi, desa bekas peradaban purbakala di Ciamis ini akan hilang dan tinggal kenangan, jauh terkubur di dasar Bendungan Leuwikeris. Masyarakat tak akan lagi bisa menyentuh lahan yang pernah menjadi sebuah peradaban manusia purbakala dan menjadi bukti adanya sebuah masyarakat purba di wilayah tersebut.

Baca Juga: KAPAN Tol Getaci Mulai Dibangun? INILAH Daftar 5 Desa Paling Terdampak di Ruas Gedebage Hingga Garut Utara

Tak ingin mengubur begitu saja di dasar Bendungan Leuwikeris, Pemkab Ciamis sendiri berencana akan membuat museum tidak jauh dari bendungan tersebut, dengan memajang benda-benda purbakala yang ditemukan di desa tersebut.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat melakukan kunjungan ke pembanguan Bendungan Leuwikeris beberapa tahun lalu, mengatakan, pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku dan pengendalian banjir.

"Sungai Citanduy belum memiliki bendungan. Apabila bendungannya sudah rampung, maka kontinuitas suplai air ke sawah terjaga. Selama ini lahan pertanian kerap mengalami banjir saat musim hujan dan kekurangan air pada musim kemarau," kata Menteri Basuki.

Konstruksi Bendungan Leuwikeris mulai dibangun sejak 2016 dan ditargetkan mulai pengisian air awal (impounding) akhir tahun 2023. Bendungan ini menelan anggaran sekitar Rp2,8 triliun.

Sejumlah Desa Sebentar Lagi Hilang dari Peta Jawa Barat

Pada akhir tahun 2023 ini, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya, akan kehilangan beberapa desanya karena tenggelam dan tergenang oleh Bendungan Leuwikeris.

Desa-desa tersebut akan lenyap terendam jutaan meter kubik air Bendungan Leuwikeris yang ditargetkan selesai dan diresmikan di akhir tahun 2023 ini.

Bendungan Leuwikeris yang termasuk ke dalam salah satu Program Strategis Nasional (PSN) Bidang Sumber Daya Air sebagaimana tercantum dalam Perpres No 109 Tahun 2020, memang berada di perbatasan Kab Ciamis dan Kab Tasikmalaya.

Baca Juga: UPDATE Kasus Subang, Apakah Polda Jabar Telah Lakukan Gelar Perkara Kedua? Saksi Dedi : 100 Persen Terungkap

Mega proyek bendungan tersebut akan menggusur dan menenggelamkan sejumlah desa di perbatasan Kabupaten Ciamis dengan Kabupaten Tasikmalaya.

Di wilayah Ciamis, desa-desa yang akan hilang dari peta Jawa Barat dan tenggelam di dasar Bendungan Leuwikeris adalah desa-desa yang ada di Kecamatan Ciamis, Cijeungjing dan Kecamatan Cimaragas.

Sedangkan sejumlah desa di Kabupaten Tasikmalaya yang akan tenggelam oleh Bendungan Lewukeris meliputi wilayah Kecamatan Cineam, Kecamatan Karangjaya, serta  Kecamatan Cikatomas.

Bendungan Leuwikeris akan mampu menampung volume air sebesar 45,35 juta meter kubik, yang akan mampu mengairi sawah seluas 11.216 hektare dari Ciamis hingga Cilacap, Jawa Tengah. Diharapkan suplai air irigasi dari bendungan dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali dalam setahun.

Sebenarnya  Bendungan Leuwikeris didesain memiliki kapasitas tamping air hingga mencapai 81,44 juta meter kubik, dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai 646 kilometer persegi. Pembangunannya menelan anggaran mencapai Rp 2,8 triliun.

Jika nantinya Bendungan Leuwirikeris sudah beroperasi, Kementerian PUPR melihat akan ada 5 manfaat yang akan bisa diperoleh baik di kawasan Ciamis maupun Tasikmalaya.

Adapun kelima manfaat dari Bendungan Leuwikeris ini adalah sebagai penyuplai air daerah irigasi di Lakbok Utara (Ciamis) seluas 6.000 hektare dan daerah irigasi di Manganti, Cilacap seluas 4.616 hektare.

Baca Juga: Ibu Rumah Tangga Tak Merasa Pinjam Uang Tiba Tiba Punya Utang, Terungkap Disidang Korupsi 5 Miliar BRI Bandung

Selanjutnya, bendungan ini juga sebagai penyuplai air baku sebesar 845 liter per detik bagi Kota Banjar, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Tasikmalaya. Bendungan Leuwikeris juga nantinya akan mampu mereduksi banjir sebesar 11,7 persen dari 509,7 meter kubik per detik menjadi 450,02 meter kubik per detik.

Desa Peradaban Purbakala

Di antara desa-desa yang akan terggelam ke dasar Bendungan Leuwikeris, ada desa yang ternyata dulunya adalah peradaban masuarakat purbakala yang hidup di wilayah tersebut. Hal itu dengan ditemukannya sejumlah barang peninggalan zaman purbakala.

Penemuan benda-benda purbakala itu tepatnya berada di bibir Sungai Citanduy yang nantinya akan digenangi air di dasar bendungan Leuwikeris. Dinas Kebudayaan Kabupaten Ciamis mendapatkan laporan penemuan batu-batu yang diduga merupakan jejak peradaban purba.

Batu-batu itu berbentuk rapi tersusun seperti dermaga dan juga ditemukakan batu-batu dengan bekas telapak tangan dan kaki di sisi kiri dan kanan. Batu-batuan itu diduga terbentuk bukan karena proses alam melainkan dibuat oleh manusia sebagai jejak peradaban.

Batu-batu tersebut di temukan di jalur arung jeram antara Desa Cihalarang sampai Bojongsalawe, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis. Lokasi penemuan batu-batu purbakala ini persis di areal yang nantinya akan digenangi air di dasar bendungan Leuwikeris.

Setelah tim dari Dinas Parawisata Kabupaten Ciamis melakukan penyisiran di aliran sungai Citanduy, ternyata banyak terdapat batu berbentuk unik yang diduga kuat sebagai benda purbakala.

Baca Juga: 17 Kecamatan di Kabupaten Bandung Penghasil Tembakau  Kualitas Terbaik Dunia, Usaha Perkebunan Rakyat Unggulan

“Batu yang kami temukan itu tak hanya tumpukan batu yang tersusun rapi berbentuk seperti piramid, tetapi juga ditemukan beberapa batu yang terdapat jejak kaki manusia. Selain itu, ditemukan juga batu yang ditimbul di tengah sungai,” ujar Kabid Destinasi Dinas Parawisata Kabupaten Ciamis, Budi Kurnia.

“Konon batu itu merupakan alat penyebrangan manusia zaman dulu. Batu itu digunakan sebagai pijakan saat menyebrangi sungai dengan cara meloncat,” ujarnya menambahkan.

Mereka kemudian mengambil sampel gambar batu-batuan tersebut dan melaporkan kepada tim peneliti Cagar Budaya untuk memastikan apakah batu-batuan tersebut memang peninggalan peradaban purbakala di kawasan tersebut.

Budi Kurnia mengatakan bahwa jika memang terbukti, mereka berencana akan membangun museum untuk menampung bebatuan tersebut, sekaligus museum yang menceritakan perjalanan pembangunan Bendungan Leuwikeris.

Sebelum bendungan Leuwikeris digenai air yang targetnya pada tahun 2023, Dinas Kebudayaan berharap batu-batuan tersebut bisa dipindahkan dan diamankan di Dinas Kebudayaan Ciamis. ***

Ingin mengetahui berita Ciamis lainnya, pantau di Google News Desk Jabar. KLIK DI SINI 

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah